Semarang, NU Online Jateng
Keluarga Besar Masjid Darussalam Dusun Bandungan, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang mengadakan perayaan Hari Santri 2022 sekaligus Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 Hijriah pada Sabtu (22/10/2022).
Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Tengah Muhammad Aji Nugroho menyampaikan bahwa peringatan hari santri merupakan kegiatan yang mengingatkan kepada para santri dan kiai terhadap amanah keagamaan dan amanah kebangsaan yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa.
“Keterlibatan ulama dan santri dalam berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dari sekutu, melalui fatwa Resolusi Jihad Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari pada tangga 22 Oktober 1945, sehingga meletus peristiwa yang amat dasyat pada tanggal 10 November 1945,” ujarnya.
Kemudian lanjutnya, diabadaikan dengan Hari Pahlawan, ini menegaskan jika seorang santri tidak hanya terikat dengan pesantren, tapi lebih luas lagi bahwa kontribusinya sangat ditunggu bagi masyarakat, bangsa dan negara.
“Dengan santri religiusitas negeri ini akan terjaga, sehingga bangsa ini terkenal dengan bangsa yang santun, beradab dan berilmu, serta memiliki kecintaan yang luar biasa di negeri ini,” terangnya.
Kiai Aji menyampaikan, kegiatan perayaan hari santri yang digabung dengan peringatan maulid nabi, mengingatkan kepada kita bahwa penurus nabi adalah para ulama yang dahulunya cara memperoleh keilmuan dengan jalan belajar kepada guru, ustad, kiai, dan ulama yang dikenal dengan istilah nyantri.
“Sebagai proses menyambung sanad keilmuan, dapat dipastikan setiap santri yang belajar pada kiai atau ulama menjadi pewaris Nabi Muhammad SAW melalui jalur sanad dan keilmuan yang jelas,” ungkapnya.
Ketua Takmir Masjid Darussalam Ali Nugroho dalam siaran pers ke NU Online Jateng, Senin (24/10/2022) menjelaskan, kegiatan khatmil qur’an yang dilakukan pada perayaan dan peringatan hari santri ini merupakan keistiqamahan para sesepuh Gedangan dalam menjaga semangat belajar Al-Qur’an.
“Ini sekaligus menegaskan bahwa Desa Gedangan adalah desa santri yang seluruh masyarakat di dalamnya mengikatkan diri dengan keberadaan pesantren sebagai sumber inspirasi dan belajar keislaman,” ucapnya.
Dari sinilah sambungnya, tumbuh motivasi belajar Al-Qur’an masyarakat kepada para kiai dan ustad yang terwadahi melalui keluarga besar Masjid Darussalam. (*)