Tasikmalaya, NU Online Jabar
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama Jawa Barat (LPBINU) Jawa Barat telah selesai melaksanakan Simulasi Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya.
Menurut Ketua LPBINU Jabar, Dadang Sudardja kegiatan ini merupakan kegiatan keenam dan merupakan pelatihan terakhir dari program Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas/Masyarakat yang terintegrasi dengan Satuan Pendidikan yang berlangsung mulai dari bulan Maret 2022.
“Tinggal satu kegiatan lagi, yaitu Lokakarya Pengintegrasian Program PRBBK dengan SPAB kepada program desa, Insya Allah akan diselenggarakan pada bulan November 2022,” ujar Dadang, Senin (24/10/2022).
Kegiatan Simulasi ini disambut antusias oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari peran serta aktif masyarakat. Sekitar 100 orang mengikuti kegiatan ini, mereka terdiri dari perwakilan Staf Pemerintah Desa, Tim Siaga Bencana Desa, Kelompok Perempuan, kelompok anak dan anak muda yang diwakili oleh Karang Taruna dan pelajar dari Tim Siaga Bencana SD Negeri Cikadu dan MI/MTS Darul Huda.
“Tujuan dilaksanakannya Simulasi Tanggap Darurat ini bertujuan untuk menguji coba Standar Operasional Prosedur yang sudah dibuat secara partisipatif oleh para peserta Pelatihan khususnya Tim Siaga Bencana,” terang Dadang.
Adapun materi simulasi tangga darurat ini di antaranya:
1. Manajemen Komunikasi dalam situasi darurat.
2. Manajemen Evakuasi
3. Manajemen Posko Darurat Bencana (PDB)
4. Manajemen Posko Pengungsian
5. Manajemen Dapur Umum
6. Manajemen Logistik
7. Kehumasan
8. PPGD (Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat,
9. Pencarian dan penyelamatan
10. Pelaporan dan Monev
Kegiatan ini berlangsung selama satu hari ini dilaksanakan di Lapangan Desa dan lingkungan Kampung Sindangsari dan Kantor Desa.
“Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat khususnya mereka yang tergabung dalam Tim Siaga Bencana Desa dapat tanggap dalam melaksanakan tugas Tanggap Darurat Bencana, tahu apa yang harus dengan cepat dan tepat dilakukan, dapat turut serta membantu memberikan pertolongan secara efektif dalam waktu yang sesingkat mungkin, dengan demikian dapat meminimalisir risiko bencana terutama dapat mencegah atau mengurangi jatuhnya korban jiwa,” pungkasnya.
Editor: Agung Gumelar