Makkah, NU Online
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, meminta para jamaah untuk lebih mawas diri setelah ditemukan ada 14 jamaah haji yang pulang ke Indonesia ternyata positif Covid-19 dalam skrining. 13 jamaah merupakan jamaah haji debarkasi Surabaya (SUB) sedangkan 1 jamaah berasal dari debarkasi Solo (SOC).
“Kita berharap jamaah tetap mawas diri, semakin longgar, misalnya di Haram. Banyak melakukan kegiatan sunnah ibadah maupun umrah. Itu protokolnya tetap diterapkan, khususnya masker. Itu bukan hanya menghindarkan kita dari Covid-19. Tetapi juga untuk melindungi diri kita dari debu dan lainnya,” ujarnya di Makkah, Selasa (19/7/2022).
“Jadi sebetulnya sebagaimana informasi para dokter nakes, penggunaan masker itu juga agar pernapasan kita lebih terjaga, lebih tersaring,” imbuh Hilman.
Hilman menyampaikan jika ada jamaah atau petugas yang mengalami flu atau batuk, tidak dapat diindikasikan bahwa mereka terpapar Covid-19.
“Memang dalam musim ini, dan tentu di musim-musim sebelumnya, untuk jamaah haji bahkan petugas juga mengalami flu ringan ataupun flu berat. Ada greges-greges. Itu hampir dialami semua orang, baik jamaah maupun petugas dan alhamdulillah tidak berlangsung lama. Mereka bisa relief lagi dengan vitamin yang disediakan,” terangnya.
Menurut Hilman, sakit flu yang dihadapi jamaah dan petugas karena faktor istirahat yang kurang, sementara aktivitasnya padat. Untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit, ia meminta para jamaah dan petugas agar memperhatikan pola konsumsi seperti makan tepat waktu dan tidak lupa makan buah-buahan.
“Tentu saja karena kita tahu kesehatan itu kaitannya dengan kedisiplinan dalam memanage waktu. Kita tetap mengimbau jamaah, petugas, KBIHU agar dapat mengatur kapan waktu tepat beribadah, tidak terlalu capek, tidak terlalu panas, dan lainnya. Ini langkah-langkah yang terus kita sosialisasikan melalui kloter atau kasektor di beberapa wilayah,” tandasnya.
Sekalipun sudah terdapat 14 jamaah haji yang terindikasi positif Covid-19, Hilman menyampaikan hingga saat ini belum ada kebijakan tes kepada seluruh jamaah. Skenarionya masih mengikuti kebijakan sebelumnya, yaitu test keseluruhan dilakukan ketika jamaah haji berangkat ke Arab Saudi.
Tes dilakukan hanya pada jamaah yang kedapatan sakit atau mengalami gejala-gejala yang memiliki indikasi sama dengan Covid. Dari pemerintah Arab Saudi pun, belum terdapat peringatan terkait Covid-19.
“Selama jamaah itu sehat walafiat, segar bugar, kita tidak melakukan tes hingga saat ini dan ketika kita tiba di Indonesia,” paparnya.
Namun demikian, sesuai dengan edaran yang dikeluarkan oleh Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, jamaah yang sudah tiba di Indonesia diminta untuk mengontrol dirinya selama 21 hari.
“Tidak karantina. Tetapi, mereka tetap mewaspadai dirinya sendiri bila ada gejala-gejala, langsung ke nakes,” tandasnya.
Selama ini, interaksi jamaah haji Indonesia lebih banyak dengan kelompoknya sendiri. Mereka jarang berkumpul dengan komunitas lain, baik di bus maupun di hotel. Semuanya disediakan untuk jamaah haji Indonesia. Selain itu, jamaah haji sudah mendapatkan vaksin lengkap, sebagian juga sudah mendapatkan vaksin booster.
“Intinya, kehati-hatian tetap perlu kita tegakkan,” pungkas Hilman.
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.