Jakarta, NU Online
Publik dibikin geger oleh warga Arab Saudi yang merayakan pesta Halloween di Kota Riyadh dengan tajuk Akhir Pekan Menakutkan. Seketika jalanan Riyadh Boulevard ramai dipenuhi pengunjung berkostum menyeramkan, dari zombie, monster, penyihir, mumi, perampok bank dan berbagai karakter lainnya. Kamis-Jumat (27-28/10/2022).
Adanya perayaan Halloween di Riyadh itu menunjukkan perubahan yang terjadi di Kerajaan Arab Saudi. Sebelumnya, pemerintah setempat akan menangkap siapa saja yang berpikir untuk menghidupkan kembali tradisi Barat ini.
Pada Oktober 2018, tujuh belas pekerja Filipina di Arab Saudi ditahan pihak otoritas karena mereka telah melakukan pesta Halloween. Mereka ditahan oleh petugas intelijen yang menggerebek sebuah kompleks di Riyadh.
Kejadian tersebut direspons Duta Besar Filipina di Riyadh, Adnan Alonto, dengan mengimbau masyarakat Filipina di Arab Saudi untuk menahan diri dari membuat atau menghadiri acara tanpa izin dari pihak berwenang.
“Selain itu, semua orang diingatkan untuk menghindari kerumunan pria dan perempuan, mengkonsumsi minuman keras, dan melakukan tradisi yang terkait dengan agama-agama selain Islam, seperti Halloween, Valentine, dan Natal,” katanya, sebagaimana dikutip dari BBC pada Selasa (1/11/2022).
Perayaan Halloween yang terjadi di Riyadh kemarin banyak menuai kritik. Kegiatan yang dulunya dilabeli haram dan siapa pun yang merayakannya akan mendapat sanksi, kini justru dilegalkan. Arab Saudi berubah 180 derajat.
Perubahan itu pun disepakati oleh warga Arab Saudi, Yahya Al Hazzazi, salah satu penggembira pekan menyeramkan itu mengakui, sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) naik tahta di tahun 2015, satu per satu hal yang dulu dilarang dan dianggap tabu oleh pemerintah Arab Saudi, kini diperbolehkan. Kebijakan ini tentu saja disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk anak-anak muda Arab Saudi.
“Jika kita kembali ke masa-masa itu, perayaan ini tentu saja bukan bagian dari tradisi kami. Tapi kami menyukai dan mencoba hal-hal baru,” ujar Yahya Al Hazzazi, dilansir dari The New York Times.
“Arab Saudi kini berubah,” sambung pengunjung lainnya, Abdulaziz Khaled.
Tahun 2023 Arab Saudi Izinkan miras
Tak lama lagi Arab Saudi akan membuat gebrakan lain yang tak kalah mengejutkan, yaitu rencana legalisasi peredaran minuman beralkohol di megacity NEOM, sebuah resort pantai senilai USD500 miliar yang akan dibuka tahun depan.
Menurut laporan yang diterima Wall Street Journal (WSJ), resort tersebut akan menyuguhkan bar wine (anggur) premium, bar koktail, dan bar champagne and desserts akan menjadi bagian dari pulau Laut Merah bernama Sindalah itu.
Padahal sebelumnya, konsumsi, impor, pembuatan bir dan penjualan alkohol sepenuhnya dilarang di Kerajaan Arab Saudi. Pelanggarnya dapat dihukum dengan denda, penjara yang lama dan cambuk.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.