Salah satu ibadah yang disarankan untuk dilaksanakan oleh umat Islam khususnya warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyin) adalah shalat tahajud. Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa hukum shalat tahajud adalah sunah bagi umat Islam. Sementara sebagian ulama menyatakan bahwa shalat tahajud adalah wajib bagi Rasulullah SAW secara khusus. Shalat tahajud ini merupakan shalat istimewa dan banyak mengandung keutamaan.
Shalat tahajud disebutkan di dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 79:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا
Artinya: Pada sebagian malam, hendaklah kau bertahajud sebagai tambahan bagimu. Semoga Tuhanmu mengangkatmu ke derajat terpuji. (Surat Al-Isra ayat 79).
Ulama berbeda pendapat perihal tahajud. Sebagian ulama mengatakan bahwa shalat tahajud adalah shalat sunah apa pun yang dilakukan di malam hari. Sementara sebagian ulama lain berpendapat bahwa shalat tahajud adalah shalat sunah tersendiri dengan syarat-syarat tertentu.
Niat Shalat Tahajud
Berikut ini adalah lafal niat shalat tahajud:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Aku menyengaja sembahyang sunah tahajud dua rakaat karena Allah SWT. (Lihat: Perukunan Melayu, ikhtisar dari karya Syekh M Arsyad Banjar, [Jakarta, Al-Aidarus: tanpa tahun], halaman: 40).
Shalat tahajud merupakan shalat sunah di malam hari. Sebagian ulama mensyaratkan tidur terlebih dahulu. Bagi pandangan sebagian ulama ini, shalat tahajud dilakukan saat seseorang terjaga di malam hari setelah tidur meski hanya sejenak.
Shalat malam adalah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari dengan dimulai sejak selesai dilaksanakannya shalat isya’ walaupun belum tidur. Sedangkan shalat tahajud mempunyai kriteria perlu tidur terlebih dahulu. Shalat malam terdiri dari shalat ba’diyah isya’, witir, shalat sunnah mutlak, dan termasuk di dalamnya adalah shalat tahajud. Hal ini sesuai dengan perkataan Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad:
واعلم أن من صلى بعد العشاء فقد قام من الليل
Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya orang yang shalat setelah isya’, dia termasuk menjalankan shalat malam. (Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, Risalatul Mu’awanah wal-Mudzaharah wal-Muazarah, [Darul Hawi: 1994], hlm. 40).
Habib Abdullah mengatakan, meskipun antara shalat sebelum tidur dan setelah tidur (lebih dikenal tahajud) yang masing-masing sama dilakukan pada malam hari, tentu shalat setelah tidur lebih utama karena shalat tahajud bisa membuat setan marah, bisa lebih bersungguh-sungguh dan rahasia ibadahanya sangat terjaga.
Inilah shalat yang diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dalam sabda-Nya:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Artinya: Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS Al-Isra’: 79).
Rasulullah SAW mendorong kita semua untuk menjalankan ibadah shalat malam dalam sabdanya:
يَنْزِلُ رَبُّنَا، تَبَارَكَ وَتَعَالَى، كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Artinya: Tuhan kita, Allah tabaraka wa ta’ala ‘turun’ setiap malam ke langit dunia di saat sepertiga malam akhir. Kemudian Allah berfirman: Barang siapa berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Barang siapa meminta kepada-Ku, akan Aku kasih. Barang siapa meminta ampun kepada-Ku, akan Aku beri ampunan. (Muttafaq ‘alaih).
Sarat Keutamaan
Berikut ini adalah beberapa keistimewaan shalat malam, termasuk di dalamnya shalat tahajud.
1. Shalat Paling Utama setelah Shalat Maktubah (lima waktu).
Rasulullah SAW bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya: Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam. (HR Muslim).
2. Lebih Utama
Keutamaan shalat malam jika dibanding dengan shalat siang itu seperti keutamaan sedekah yang dilakukan secara sirr (rahasia) dibanding sedekah yang dilaksanakan secara terang-terangan di depan publik. Selisih perbandingan antara keduanya adalah 70 kali lipat. Sabda Rasulullah SAW:
فَضْلُ صَلَاةِ اللَّيْلِ عَلَى صَلَاةِ النَّهَارِ كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلَانِيَةِ
Artinya: Keutamaan shalat malam dibanding shalat siang seperti keutamaan sedekah sirr dibandikan dengan sedekah terang-terangan. (Hilyatul Auliya’, juz 4, halaman: 167)
3. Ciri Khasnya Orang Shalih
Berbeda dari ibadah lain yang biasa dikerjakan orang-orang ada umumnya. Misalnya sedekah. Sedekah merupakan ibadah yang baik, namun sedekah biasa dilakukan oleh orang shalih, preman, bahkan non-Muslim sekali pun, semuanya bisa menjalankan sedekah. Begitu pula kesetiakawanan, tolong-menolong dan ibadah-ibadah lain, bisa dilakukan siapa pun. Berbeda dari shalat malam, bisa dikatakan hanya dilakukan oleh orang yang benar-benar shalih. Karena itu bagian dari ibadah yang tidak populer.
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ
Artinya: Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan. (Sunan At-Tirmidzi: 3549)
4. Menjadi Kebanggaan Allah
Allah membanggakan hambayang melakukan shalat tahajud kepada para malaikat. Dalam sebuah atsar disebutkan:
إن الله يعجب من العبد إذا قام من على فراشه وبين أهله إلى صلاته ويباهى به ملائكته ويقبل عليه بوجهه الكريم
Artinya: Sesungguhnya Allah membanggakan hambanya kepada para malaikat ketika hamba tersebut berdiri meninggalkan tempat tidurnya dan keluarganya menuju shalat dan Allah menerima hamba tersebut. (Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, Risalatul Mu’awanah wal-Mudzaharah wal-Muazarah, [Darul Hawi: 1994], halaman: 40-41).
5. Dikabulkannya Doa
Semua doa kebaikan yang dipanjatkan pasti akan dikabulkan oleh Allah. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
Artinya: Sesungguhnya di dalam malam terdapat waktu yang jika ada seorang muslim meminta kepada Allah dengan kebaikan baik urusan dunia maupun akhirat, pasti Allah akan memberikannya. Dan waktu tersebut adalah sepanjang malam. (HR Muslim)
Dalam sebagian kitab Allah yang diturunkannya menyebutkan, merupakan sebuah kebohongan jika ada orang mengaku sebagai kekasih Allah namun ketika masuk waktu malam, ia malah tidur. Bukankah setiap pecinta akan selalu suka berduaan dengan kekasihnya?
Syekh Ismail bin Ibrahim al-Jabruti menyatakan: Semua kebaikan dikumpulkan pada malam hari. Saya tidak pernah mengangkat seseorang menjadi wali kecuali saat malam hari. Habib Abdullah bin Abu Bakar al-Idrus mengatakan: Barang siapa yang ingin mendapatkan kebeningan rabbani, hendaknya ia mau memecah keheningan malam.
https://jatim.nu.or.id/keislaman/berikut-niat-dan-5-keutamaan-shalat-tahajud-wAju2