Surabaya, NU Online Jatim
Devira Hannum Harahap, mahasiswa Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memiliki ide pemberian mata ajar ‘Politik Muda’ di Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Ide yang dituangkan dalam esai ini akhirnya diganjar hadiah.
Devira berhasil menyabet juara II Lomba Esai Nasional dalam ajang Semarak Festival Keilmiahan 2022 yang diselenggarakan Sarasati Community FIB Universitas Negeri Sebelas Maret.
Esai yang mengantarkan Devira meraih juara ini berjudul Pemberian Mata Ajar “Politik Muda” di Sekolah Menengah Atas sebagai Upaya Pendidikan Politik Membentuk Generasi Emas 2045 Sadar Politik.
“Politik Muda merupakan suatu gagasan tentang pendidikan politik yang dijalankan melalui institusi pendidikan formal terutama sekolah menengah atas,” katanya dikutip dari laman kominfo.jatimprov.go.id, Sabtu (12/11/2022).
Gagasan Devira ini tercetus lantaran rasa prihatin terhadap kondisi politik di Indonesia khususnya di mata anak muda. Di mana, anak muda tidak sedikit yang memandang skeptis politik sebab banyaknya problematika di dalamnya.
“Sebenarnya latar belakang saya menggagas inovasi ini karena melihat realita bahwa banyak anak muda yang skeptis terhadap politik. Jadi, yang coba saya paparkan dalam esai adalah desain model sistem pembelajaran politiknya itu seperti apa,” ungkapnya.
Menurutnya, anak-anak usia sekolah menengah atas sangat potensial sebagai pihak-pihak pemula yang dapat berkontribusi dalam bidang politik. Terlebih lagi, usia SMA menjadi usia di mana seseorang biasanya menjadi pemilih pemula, sehingga edukasi politik ini penting dilakukan.
“Sebenarnya tujuannya adalah untuk memberikan pendidikan politik kepada generasi penerus, khususnya anak SMA, di mana siswa SMA ini kan juga bakalan jadi pemilih pemula,” ujarnya.
Bagi Devira, menggagas suatu inovasi berlatar belakang politik bukanlah hal yang baru. Pasalnya, gagasan yang diciptakan itu relevan dengan studi yang dia tekuni saat ini, yaitu Ilmu Politik. Namun demikian, bukan berarti ia tak menemui tantangan dalam pengerjaan lomba ini.
“Untuk tantangannya sih terutama dalam mengonsep ide. Meskipun temanya politik, tetapi gagasan ini kan berbentuk mata pelajaran, jadi harus belajar bagaimana mendesain model sistem pembelajaran dan harus lebih banyak mempelajari dan membaca jurnal-jurnal pendidikan,” tandasnya.