Jakarta, NU Online
Lembaga Pendidikan Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif PBNU) menggelar Bimbingan Teknis Literasi-Numerasi Program Organisasi Penggerak (POP) bagi guru SMP di Kalimantan Barat.
Sekretaris Pelaksana Bimtek Deden Saeful Ridhwan mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, Sabtu-Ahad, 12-13 November 2022. Peserta berasal dari 5 kabupaten/kota, yakni Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Melawi, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Sintang.
“Jumlah peserta 50 terdiri dari guru Bahasa Inggris, guru Matematika, dan kepala sekolah,” katanya àdalam keterangan tertulis kepada NU Online, Sabtu (12/11/2022).
Saat membuka Bimtek, pengurus LP Ma’arif PBNU Prof Alamsyah mengatakan bahwa dengan Bimtek Modul Literasi dan Numerasi ini diharapkan seluruh peserta dapat memahami dan bisa mengimplementasikan modul di sekolah masing-masing.
“Dalam hal ini pembelajaran di kelas diberikan kepada siswa-siswi secara apik dan baik, serta inovatif,” kata Guru Besar Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung ini.
Prof Alam juga menyebut dasar mengapa yang difokuskan dalam bimtek tersebut adalah guru Bahasa Inggris dan Matematika. Bahasa Inggris, kata dia, menjadi bahasa penting di era saat ini karena menjadi tiket memasuki dunia global. Melalui penguasaan Bahasa Inggris, setiap individu mampu dengan mudah mengakses seluruh informasi yang ada.
Sementara penguasaan ilmu Matematika, lanjut dia, mampu menjadi tahapan untuk masuk ke dalam dunia sains. Terlebih saat ini dunia sudah memasuki era perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat.
Selain terkait dengan hal tersebut, Prof Alam juga mengungkapkan konsistensi Nahdlatul Ulama dalam menjalankan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah dan selalu menjaga tradisi melalui teks-teks agama yang otoritatif.
“Ini menunjukkan bahwa warga NU sudah terbiasa dengan kajian-kajian keilmuan melalui nash atau teks yang ada atau disebut tafaqquh fiddin,” tegas Prof Alam.
Kepercayaan pemerintah pada LP Ma’arif
Pada kesempatan lain, Sekretaris LP Ma’arif PBNU H Harianto Oghie menjelaskan POP ini adalah kolaborasi LP Ma’arif PBNU dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
Program ini, kata Oghie, adalah upaya mewujudkan semangat merdeka belajar melalui Program Organisasi Penggerak (POP) bagi para tenaga pendidik.
Pemerintah pusat mempercayakan kepada Ma’arif NU yang berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan menggelar program penguatan literasi, numerasi, dan pendidikan karakter bagi para tenaga pendidik.
“POP mewujudkan budaya dan semangat kolaborasi Merdeka Belajar antara pemerintah dan ormas secara masif melalui berbagai pelatihan dan pendampingan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualitas peserta didik,” jelasnya.
Ia menambahkan, tujuan utama dari POP ini adalah mewujudkan pendidikan yang merata dan berkualitas berlandaskan pada tiga pilar pembangunan, meliputi layanan dasar dan perlindungan sosial, produktivitas, dan pembangunan karakter.
“Arah kebijakan nasional menekankan pada pembangunan manusia yang dilakukan berlandaskan pada tiga pilar tersebut,” tuturnya.
Untuk peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari capaian literasi dan numerasi. Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis, menggunakan bahasa dan melakukan penalaran diskursif. Sedangkan numerasi adalah kemampuan menghitung, mengukur dan memecahkan persoalan matematis dan melakukan penalaran logis.
“Literasi dan numerasi merupakan kompetensi utama dalam pendidikan dasar sehingga kompetensi ini menjadi bagian penting yang harus ditingkatkan secara terus menerus,” jelasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.