Jakarta, NU Online
Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat imbas adanya subvarian omicron XBB. Subvarian tersebut merupakan mutasi dari virus Covid-19 omicron varian sebelumnya.
Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya dr Syifa Mustika mengimbau masyarakat agar jangan terlalu panik menghadapi varian Covid-19 yang ada sekarang. Hal ini diungkapkannya lantaran apapun subvarian Covid-19 yang bermutasi, kunci pencegahan dan cara mengatasinya tetap sama.
“Kunci menghadapi Covid-19 (apa pun variannya) itu dengan menerapkan protokol kesehatan dan vaksin,” kata Dokter Syifa kepada NU Online, Rabu (16/11/2022).
Menurut dia, vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan seseorang jika tertular, sama halnya dengan menerapkan prokes yang merupakan salah satu langkah penting dalam mengghadapi berbagai potensi varian baru dari virus Covid-19.
“Selain vaksinasi, selama kita menerapkan prokes maka sebetulnya mau gelombangnya berapapun kita jauh lebih aman, asalkan kita mau sama-sama mematuhi itu,” terang dokter dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) itu.
Ia juga meminta kepada masyarakat agar meningkatkan imunitas dengan cara memperbaikin gaya hidup sehari-hari, seperti istirahat yang cukup, rutin berolahraga, dan konsumsi makanan bergizi seimbang, serta menghindari perilaku yang bisa menurunkan imunitas seperti merokok.
“Konsumsi buah-buahan, sayur, dan perbanyak minum air putih. Tambahan nutrisi dari makanan tersebut bisa melindungi tubuh,” jelas dr Syifa.
Imbauan untuk melengkapi vaksinasi booster dan prokes juga diungkapkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Muhammad Syahril, seiring dengan hadirnya varian XBB. Ia meminta kepada masyarakat untuk memproteksi diri dengan melengkapi vaksinasi booster dan disiplin terapkan protokol kesehatan.
“Harapannya kepada masyarakat agar vaksinasi booster atau ketiga ini dapat kita gerakan agar bisa mencapai 50 persen lebih. Jangan lupa tetap gunakan masker,” ujar Syahril dilansir dari laman Kemenkes.go.id.
Ia menyebut, penularan subvarian omicron XBB cenderung lebih mudah dibanding subvarian omicron lainnya. “XBB termasuk XBB1 memang dia mutasi dari BA.2 maupun BA.2.75. Transmisinya memang lebih cepat dibandingkan BA.5. Dia cepat, hanya saja seperti halnya BA.4 dan BA.5 sebelumnya, tingkat keparahannya lebih rendah,” bebernya.
“Imun escape-nya hampir sama, adalah kemampuan untuk menghindar dari antibodi yang ada pada tubuh apakah dari antibodi yang didapat atau antibodi karena vaksin,” lanjut Syahril.
Dikutip dari Times of India, XBB merupakan strain yang memiliki galur rekombinan BA. 2.75 dan BA. 2.10.1. Pimpinan Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove menyebut, strain rekombinan ini memiliki kemampuan pertumbuhan yang signifikan.
Namun, tingkat keparahan infeksi tidak ada perubahan signifikan dari varian-varian lainnya. Meski, tingkat keparahannya cenderung rendah namun masyarakat tetap diimbau untuk waspada agar tidak terjadi gelombang terbaru Covid-19.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.