Metro, NU Online
Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muhyidin Tohir mengajak para mubaligh, ustadz, penceramah Nahdlatul Ulama untuk senantiasa menyebut NU dalam setiap ceramah yang disampaikan dalam berbagai kesempatan. Hal ini untuk mengingatkan warga dan pengurus NU tentang eksistensi jamiyyah NU yang telah berjasa mewujudkan kehidupan beragama dan berbangsa yang sejuk dan damai.
“Sebut NU dalam setiap ceramah. Saat yasinan, pengajian, dan berbagai pertemuan,” katanya pada kegiatan Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) di Aula Institut Agama Islam Ma’arif NU Kota Metro, Lampung, Sabtu (27/11/2022).
Langkah ini juga dilakukan agar para dai terus mempertahankan model dakwah NU yang menyejukkan. Mengutip pernyataan Rais ‘Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, ia mengajak para dai NU untuk berdakwah dengan baik.
“Dakwah itu mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan menyela,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia pun menyebut ciri khas dakwah Nahdlatul Ulama (NU) yakni selalu diniatkan untuk meninggikan kalimat Allah dalam menyebarkan Risalah Nabawiyah Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
“Misi dakwah untuk mewujudkan ajaran Islam rahmatan lil alamin dan meneguhkan karakter Islam Nusantara yang sejuk dan berkeadaban yang menjadi salah satu ciri utama NU,” ungkapnya.
Dalam menyampaikan materinya, para dai NU juga senantiasa bersumber dari Al-Qur’an, Hadits, dan fatwa ulama yang kredibel melalui jalur sanad keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dunia akhirat.
“Dakwah mengedepankan cara-cara yang ma’ruf dan bijak bilhikmah dengan diksi dan paparan yang mudah dimengerti semua kalangan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Pengurus Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Heri Kuswara menyampaikan pentingnya para dai untuk adaptif terhadap perkembangan zaman. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat saat ini.
Ia mengajak para dai memanfaatkan teknologi internet khususnya media sosial untuk lebih memaksimalkan hasil dakwah. “Konten harus bermanfaat dan menunjukkan Islam yang damai, kemasan menarik, responsif atau menyesuaikan dengan tren,” ajaknya.
Ia pun menyebut 7 kunci sukses dalam dakwah digital yakni bersifat global, menguatkan jaringan, multiskill, kreatif, akomodatif terhadap keragaman, menggali potensi diri, menguatkan kemampuan soft skill.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.