Malang, NU Online Jatim
Pada saat musim penghujan, Demam Berdarah menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai. Sebab, penyakit ini juga telah banyak memakan korban jiwa. Meski begitu, masyarakat masih banyak yang belum mengetahui atau belum memahami apa sebenarnya penyakit demam berdarah ini.
Dokter Umum Rumah Sakit Islam Universitas Islam Malang (RSI Unisma), dr Soviana Mahdiyaksa menjelaskan perihal penyakit demam berdarah dan bagaimana tips untuk menghindari penyakit tersebut.
“Penyakit ini akibat infeksi dari virus dengue, virus ini ditularkan dari nyamuk Aedes aegypti. Jadi nyamuk ini sebagai perantara. Virus ini masuk melalui gigitan nyamuk,” kataya melalui podcast Sehat RSI Unisma.
Menurutnya, ketika seseorang terinfeksi virus itu, beberapa gejala akan dialami. Gejalanya mulai dari demam, nyeri, sakit kepala, mual dan muntah hingga munculnya ruam merah. Bahkan, pada beberapa kasus yang parah, gejalanya dapat menimbulkan mimisan.
“Demam berdarah ini juga dapat menyebabkan kematian,” paparnya.
Demam berdarah memiliki tiga fase. Fase pertama adalah fase dimana mengalami demam tinggi, nyeri sendi, mual, lemas yang itu berlangsung selama dua sampai tujuh hari. Kemudian, fase kedua, adalah fase kritis. Fase ini seseorang merasa telah sembuh.
“Fase ini berlangsung 24 jam sampai 48 jam. Fase ini juga disebut fase pengecoh. Sebab, demam turun dalam suhu normal,” terangnya.
Namun di sini juga menjadi fase penentuan. Ketika daya tahan tubuh mampu untuk melawan virus, maka akan ada peningkatan trombosit dan ke arah penyembuhan. Namun sebaliknya, jika daya tahan tubuh tidak sanggup melawan tentu akan mengalami penurun trombosit. Akan lebih parah, jika pasien tidak segera ditangani.
“Bisa menyebabkan kematian,” paparnya.
Fase ketiga adalah fase penyembuhan. Fase ini pasien sudah mulai pulih, terjadi penurunan suhu ke arah suhu normal dan nafsu makan lebih baik. Beberapa keluhan seperti nyeri maupun mual juga mulai hilang. Fase kedua perlu menjadi perhatian. Untuk itu, ketika seseorang mengalami gejala demam, tentunya harus segera pergi memeriksakan diri. Selama demam pada hari kedua hingga ketiga yang disertai gejala lain, tentu akan ada penangan melalui obat yang diberikan dokter.
“Untuk menghindari juga harus makan teratur, konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi. Selain itu kita juga sarankan untuk pemeriksaan laboratorium,” jelasnya.
Sebagai langkah preventif untuk pencegahan demam berdarah, masyarakat dapat menerapkan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur). Menguras, hal ini dilakukan dengan membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lainnya. Menutup, langkah ini dilakukan dengan menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sejenisnya.
“Kemudian Mengubur, mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah. Membersihkan lingkungan sekitar jangan menumpuk barang. Ketika ada demam berdarah, juga lakukan kerja sama dengan RT dan RW untuk dilakukan kerja bakti. Kemudian lakukan fogging,” pungkasnya.