Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut bahwa almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sangat rasional ketika menawarkan gagasan tentang masa depan NU dan Islam.
Menurut Gus Yahya, pada era 1970 hingga 1980-an, Gus Dur kerap berkutat dengan sangat keras untuk membongkar berbagai macam pola pikir, model-model institusional, dan aktivisme yang lama. Sebab, Gus Dur yakin semua itu tidak akan membawa atau mendorong NU kepada perkembangan yang lebih konstruktif di masa depan.
“Saya sendiri berubah dan menjadi percaya kepada Gus Dur karena secara objektif bahwa saya melihat tawaran Gus Dur tentang masa depan NU dan Islam lebih masuk akal daripada tawaran-tawaran yang cenderung radikal, fundamentalis, dan ekstrem,” tutur Gus Yahya saat Haul Ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022) malam.
Gus Dur hadir saat generasi Islam pada 1970 hingga 1980-an merasakan tekanan kultural, politik, dan ekonomi di mana-mana. Di Indonesia, secara domestik, Gus Dur berada di tengah-tengah konteks orde baru (Presiden otoriter Soeharto) dan global berhadapan dengan tekanan dari Barat.
Kemudian mulai muncul gerakan radikal yang hendak melawan habis segala tekanan itu dengan risiko apa pun, termasuk mengorbankan nyawa.
“Tapi Gus Dur memberi tawaran baru, yaitu bahwa nasib Islam tidak ada cara yang lebih baik untuk menolong nasib Islam ini selain dengan cara menolong kemanusiaan seluruhnya,” kata Gus Yahya.
Setelah melihat peradaban saat ini, lanjut Gus Yahya, wawasan dan tawaran Gus Dur itu sangat jauh lebih realistis daripada jalan yang ditempuh oleh pihak lain.
Hal itulah juga yang akhirnya mengilhami Gus Yahya dalam kepemimpinannya di PBNU sekarang mengeluarkan kredo atau visi ‘Menghidupkan Gus Dur’. “Sebab ada cita-cita kemanusiaan yang dijalankan Gus Dur yang saat ini harus diwujudkan secara bersama melalui PBNU,” kata Gus Yahya.
Haul Ke-13 Gus Dur mengusung tema Gus Dur dan Pembaharuan NU. Meski diiringi rintik gerimis, rangkaian acara malam ini terus dihadiri sejumlah tokoh yang datang secara sporadis dan bergelombang.
Sejumlah tokoh yang terpantau duduk di panggung utama antara lain Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri (Gus Mus), Katib Aam Syuriyah PBNU KH A Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf, dan Ketua Lakpesdam PBNU KH Ulil Abshar Abdalla.
Tampak juga Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar, budayawan KH D Zawawi Imron, KH Husein Muhammad.
Lalu, Menag periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas, dan Wagub Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.
Tokoh-tokoh yang hadir menyampaikan kesan dan testimoni mereka tentang Gus Dur. Hingga berita ini diturunkan, acara masih berlangsung.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://www.nu.or.id/nasional/tawaran-gus-dur-tentang-masa-depan-nu-dan-islam-sangat-rasional-bIcqC