Dalam Al-Qur’an Allah banyak bersumpah dengan mahluk. Semisal dalam surat As-Syams ayat 1 Allah bersumpah dengan matahari dan cahayanya di pagi hari.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
Artinya: “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari.”
Dalam surat Al-Lail ayat 1 Allah bersumpah dengan waktu malam.
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى
Artinya: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang).”
Dalam surat At-Tin ayat 1 Allah bersumpah dengan buah tin dan buah zaitun:
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun.”
Masih banyak lagi mahluk yang dijadikan sumpah dalam Al-Qur’an. Kebanyakan di dalam Al-Qur’an, Allah bersumpah dengan makhluk. Padahal, bagi manusia dilarang bersumpah dengannya. Lantas, mengapa Allah bersumpah dengan mahluk?
Imam Az-Zarkazy (wafat 794 H) dalam kitabnya Al-Burhan menjelaskan tiga jawaban:
- 1ada pembuangan mudhaf atau kata majemuk yakni kata rabb. Semisal وَالشَّمْسِ dimana lafal sebenarnya adalah وَرَبِّ الشَّمْسِ, yang maknanya: “demi Tuhannya matahari”.
- orang Arab mengagungkan makluk-makhluk tersebut dan mereka bersumpah dengannya, kemudian Al-Qur’an diturunkan atas apa yang telah mereka kenal.
- bersumpah itu mengharuskan pelaku menjadikan apa yang ia agungkan dan muliakan sebagai sumpah, yang tentu melebihi dirinya; Allah swt adalah Dzat Yang Maha Agung dan maha dari segala-galanya; tidak ada sesuatu pun yang melebihi-Nya; terkadang Allah bersumpah dengan Dzat-Nya; terkadang juga dengan sesuatu yang diciptakan-Nya untuk menunjukan bahwa Dialah yang menciptakannya. Pendapat inilah yang dianggap bagus oleh Ibnu Khalawaih.
Adapun Allah bersumpah dengan Nabi saw dalam surat Al-Hirj ayat 72:
لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِى سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ
Artinya: “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)”.
Hal itu supaya manusia mengetahui keagungan dan derajat Nabi Muhammad saw di sisi Allah Swt.
Imam Az-Zarkasy mengutip perkataan Abul Qasim Al-Qusyairi:
والقسم بالشيء لايخرج عن وجهين: إما لفضيلة أو لمنعفة، فَالْفَضِيلَةُ كَقَوْلِهِ تَعَالَى: وَطُورِ سِينِينَ. وَهَذَا الْبَلَدِ الأمين (التين: 2-3) والمنفعة نحو: والتين والزيتون وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (التين: 1)
Artinya, “Bersumpah dengan sesuatu tidak akan keluar dari dua aspek, yakni adakalanya karena keutamaannya atau kemanfaatanya. Contoh dari aspek keutamaan ditunjukkan dalam firmanNya: “Dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Makah) ini yang aman”. Dan aspek manfaat semisal firman Allah: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun”. (Badruddin Az-Zarkasi, Al-Burhan fi ‘Ulumil Qur’an, [Beirut: Dar Ihya: 1957], juz III, halaman 41-42).
Imam As-Suyuti (wafat 911 H) dalam kitab Al-Itqan menerangkan hal yang senada dengan penjelasan Imam Az-Zarkasy. Hanya saja dalam beliau menambahkan argumentasi dengan mengutip pendapat Ibnu Abi Al-Isba’ dalam kitab Asrarul Mafatih sebagaimana berikut:
الْقَسَمُ بِالْمَصْنُوعَاتِ يَسْتَلْزِمُ الْقَسَمَ بِالصَّانِعِ لِأَنَّ ذِكْرَ الْمَفْعُولِ يَسْتَلْزِمُ ذِكْرَ الْفَاعِلِ إِذْ يَسْتَحِيلُ وُجُودُ مَفْعُولٍ بِغَيْرِ فَاعِلٍ
Artinya: “Bersumpah dengan mahluk mengharuskan juga bersumpah dengan pencipta-Nya, karena menyebutkan maf’ul atau obyek mengharuskan menyebutkan fa’il-nya atau pelakunya. Sebab mustahil adanya maf’ul tanpa adanya fa’il“. (As-Suyuti, Al-Itqan fi ‘Ulumil Qur’an, [Mesir, Haiah Al-Misriyah, 1974 M], juz IV, halaman 54).
Syekh Manna’ Al-Qatthan (wafat 1420 H) dalam kitab Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an menjelaskan alasan kenapa Allah bersumpah dengan mahluk-mahluk-Nya.
وإنما أقسم الله بمخلوقاته؛ لأنها تدل على بارئها، وهو الله تعالى، وللإشارة إلى فضيلتها ومنفعتها ليعتبر الناس بها
Artinya, “Sesungguhnya Allah bersumpah dengan mahluk-mahluk-Nya karena makhluk tersebut menunjukan pada Dzat yang menciptakannya, yakni Allah Ta’ala; dan juga sebagai isyarat atas keutamaan dan kemanfaatan mahluk tersebut supaya manusia dapat mengambil pelajaran atau teladan darinya”. (Manna Al-Qathan, Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an, [Saudi Arabi, Maktabah Ma’arif: 2000 M], halaman 303).
Walhasil, Allah bebas bersumpah dengan apapun yang Dia kehendaki. Karena semuanya tanpa terkecuali adalah mahluk ciptaan-Nya. Namun, untuk hambaNya dilarang untuk bersumpah dengan selain Allah, dan hal itu termasuk perbuatan syirik, sebagaimana diriwayatkan oleh Amirul Mukminin Umar bin Khatthab dari Rasulullah saw:
من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك
Artinya, “Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka sungguh ia telah kufur atau musyrik.” (HR At-Tirmidzi, hadits hasan).
Adapun Allah bersumpah dengan makhluk menunjukan bahwa Allah adalah penciptanya, karena adanya mahkluk pasti adanya Khaliq atau penciptanya. Wallahu a’lam.
Ustadz Muhammad Hanif Rahman, Dosen Ma’had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo.
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://islam.nu.or.id/tafsir/mengapa-allah-bersumpah-dengan-makhluk-Qdn4W