Jakarta, NU Online
Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma’ruf Amin menyampaikan ucapan Selamat Hari Ibu yang jatuh pada Kamis, 22 Desember 2022, hari ini. Ia mengatakan bahwa ibu Indonesia sangat tangguh.
“Ibu Indonesia sangat tangguh, menjadi tiang penyangga keluarga dan negara. Ibu adalah segalanya,” kata Wapres melalui video yang diterima NU Online, Kamis (22/12/2022) pagi.
Kata Wapres, ibu adalah sosok yang kerap menjadi hiburan pada setiap kesedihan yang dialami sang anak. Ibu juga seringkali berperan sebagai harapan dalam penderitaan dan kekuatan pada setiap kelemahan.
Selain itu, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menegaskan bahwa ibu adalah kunci peradaban bangsa Indonesia.
“Peradaban bangsa berada dalam genggaman ibu yang menyalakan sinar dari lingkup terkecil yakni keluarga,” ucap Kiai Ma’ruf.
Ia menaruh harapan besar kepada ibu Indonesia, terutama atas dukungan ibu dalam mewujudkan visi Indonesia pada tahun 2045 mendatang. Menurut Wapres, ibu telah berjasa dalam menyiapkan generasi penerus bangsa sejak dalam kandungan.
“Ibu menyiapkan generasi penerus bangsa yang unggul, cerdas, intelektual, sehat lahir dan batin, serta memiliki akhlak yang mulia sejak dalam kandungan,” katanya.
Wapres juga bertutur bahwa ibu telah selalu memastikan pemenuhan gizi pada 1000 hari awal kehidupan anak serta mengawal pertumbuhannya, sehingga anak-anak Indonesia bisa bebas dari stunting (gizi buruk) dan siap merebut masa depan yang gemilang.
“Selamat Hari Ibu. Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai setiap upaya dan pengorbanan yang diberikan ibu demi keluarga Indonesia,” harap Wapres.
Sejarah Hari Ibu
Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya pada 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.
Saat itu, sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.
Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan, diselenggarakanlah Kongres Perempuan Indonesia pertama di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928.
Kongres ini memutuskan untuk membentuk suatu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI). Melalui PPPI, terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.
Pada 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII). Pada 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta.
Kongres II ini berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia dan menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.
Lalu Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung pada 1938 menyatakan bahwa tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu.
Kemudian dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.
Pada 1946, organisasi ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat Kowani. Hingga kini, Kowani terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.
Peristiwa besar yang terjadi pada 22 Desember itu dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.