Jelang Dzikir dan Shalawat Bareng Habib Syech, Ini Kesibukan PCNU Semarang

Semarang, NU Online Jateng
Menjelang H-1 pelaksanaan ‘Dzikir dan Shawalat bareng Habib Syech’ di Lapangan Simpanglima, Kota Semarang kesibukan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang semakin meningkat.

Beberapa seksi kepanitiaan dzikir dan shalawat di simpanglima terus mempersiapkan berbagai hal, termasuk seksi akomodasi, transportasi, perlengkapan, publikasi, hingga pengerahan massa.

Seperti halnya penyediaan bendera kecil yang disiapkan oleh kader-kader NU Kota Semarang. Meski kelihatan sepele, akan tetapi bendera kecil NU dan Merah Putih butuh waktu khusus untuk menyiapkan 5 ribu bendera.

“Ini semata untuk kemeriahan acara yang dihelat dalam rangka ‘Peringatan 1 Abad NU’ di Kota Semarang,” ucap Sekretaris PC PSNU Pagar Nusa Kota Semarang M Ichwan.

Dalam siaran pers yang diterima redaksi NU Online Jateng, Ahad (25/12/2022) disampaikan, bersama kader-kader muda NU dirinya menyiapkan bendera kecil itu berukuran panjang 25 centimeter dan lebar 15 centimeter. Dibuat sendiri dari kain Sundbound, yakni kain yang biasa dipakai membuat tas belanja. 

“Di atas kain tersebut, ditempel logo NU dengan teknik sablon,” terangnya.  


 

Petugas penyablon adalah Bendahara PCNU Kota Semarang Pargono yang menjadi pemimpin tim pembuat bendera NU. Selama satu hari penuh dirinya menyablon 5 ribu lembar kain hijau, sejak pagi jam 08.00 hingga selesai menjelang maghrib, pada Sabtu, (24/12/2022).

 
Pargono yang pengalaman urusan sablon sejak dia menjadi karyawan Baitul Mal wat Tamwil (BMT) NU Sejahtera, dibantu Wakil Sekretaris PCNU Kota Semarang Jumarno yang juga pengalaman dalam usaha percetakan.

 
Keduanya dibantu 4 perempuan aktivis Muslimat NU dan dan 2 pria anggota Banser. Enam orang itu kebagian tugas menempel kain telah disablon ke batang plastik sedotan berukuran panjang, agar bendera bisa dipegang dan dilambai-lambaikan saat pengajian nanti.

 
Suasananya ramai-ramai memproduksi bendera itu dibuat riang gembira. Diiringi musik karaoke sambil sesekali Pargono atau anggota timnya menyanyi. Bahkan kebutuhan makannya pun dengan memasak sendiri di dapur PCNU. Sehingga anak-anak muda aktivis yang biasa berkumpul di PCNU pun ikut menikmati makan nasi plus sayur asem dan aneka lauk gorengan itu. Benar-benar meriah.

 
Ditanya mengapa membuat sendiri bendera tersebut, Pargono menjawab ada rasa kepuasan memproduksi, apalagi dikerjakan ramai-ramai, juga untuk menghemat pengeluaran.

 
Disebutkan mantan Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kota Semarang ini jika membeli, satu unit bendera dengan pegangan plastik sedotan itu harganya di pasaran paling murah Rp2 ribu. Sedangkan dengan membuat sendiri, harga per buah hanya Rp400.

 
Lebih lanjut dia katakan, sebenarnya jumlah 5 ribu bendera itu masih sedikit. Tidak akan cukup diberikan ke seluruh jamaah pengajian. Sebab biasanya kalau ada pengajian menghadirkan Habib Syech, pengunjung mencapai belasan atau puluhan ribu orang.

 
“Yang kami buat ini masih sedikit. Tak semua jamaah yang hadir bisa mendapatkan. Karena perkiraan kami yang akan hadir belasan ribu hingga puluhan ribu,” pungkasnya. (*)
 


https://jateng.nu.or.id/regional/jelang-dzikir-dan-shalawat-bareng-habib-syech-ini-kesibukan-pcnu-semarang-UYs1J

Author: Zant