Jakarta, NU Online
Beberapa waktu terakhir marak berita penculikan anak di sejumlah daerah. Salah satu kasus yang banyak menyita perhatian publik adalah penculikan bocah 6 tahun berinisial MA yang diculik selama 26 hari.
Berkaca dari kasus tersebut, pemerhati anak Retno Listyarti memberikan tips mencegah penculikan anak sebagaimana tayang dalam kanal YouTube Jurnal Retno Listyarti, diakses NU Online pada Sabtu (28/1/2023).
Mantan Komisioner KPAI ini menjelaskan, ada beberapa cara atau tips mencegah penculikan anak yang wajib diketahui para orang tua. Tips ini harus disampaikan dan diajarkan kepada anak-anak untuk bekal mereka jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
1. Memahami bahaya
Menengok dari kasus MA yang diculik selama 26 hari, Retno menyimpulkan bahwa anak itu tidak mengerti dengan situasi bahaya. Untuk itu, para orang tua diminta untuk mengajarkan anak-anaknya tentang bahaya yang mengintai.
“Setidaknya dia bertemu banyak orang dan mengatakan ke orang lain, ingin bertemu ayah ibunya dan mengatakan bahwa orang ini (penculik) bukan ayah saya,” jelas Retno.
2. Meminta tolong
Para orang tua juga diminta untuk memberikan edukasi kepada anak-anaknya cara meminta tolong. Ketika anak sudah memahami bahwa dia sedang dalam bahaya, selanjutnya ajarkan anak untuk mengucapkan minta tolong kepada orang sekitar.
“Kalau dalam situasi seperti itu (bahaya) dan menangis, jangan bilang mama atau papa, tapi ngomong tolong, sehingga orang di sekitar sadar ini anak dalam bahaya,” tuturnya.
Dengan begitu, kata dia, pelaku akan menjadi panik dan masyarakat sekitar akan menyadari bahaya yang menimpa anak sehingga mereka akan memberi bantuan.
3. Cari orang berseragam
Anak-anak juga harus diajarkan tentang meminta tolong kepada orang berseragam. Hal ini bermanfaat ketika anak lepas dari genggaman orang tua, misalnya di tempat keramaian. Menurut dia, jika berada di tempat keramaian orang tua jangan pernah melepaskan pandangan dari anaknya. Jika sampai hilang, segera meminta informasi kepada petugas.
Dijelaskannya, ketika anak sendirian dan menangis bisa menumbuhkan niat orang jahat untuk melakukan penculikan karena melihat situasi dan kesempatan yang mendukung.
“Maka yang perlu diajarkan kepada anak kalau kamu terlepas dari mama maka segera cari orang berseragam. Orang berseragam itu bisa SPG, satpam, polisi, karena jelas identitasnya. Kalau tertangkap kamera pun jelas kita bisa lacak dan orang-orang itu sudah pasti orang baik yang akan mengantar ke bagian informasi,” bebernya.
4. Identitas lengkap
Ketika anak sudah mulai bisa berbicara, para orang tua juga harus mengajarkan identitas anak dan keluarga minimal namanya sendiri, nama orang tua, dan alamat. Hal ini akan bermanfaat untuk mempercepat menemukan keluarganya ketika anak tersebut hilang dan ditemukan petugas.
“Misalnya di Tanjung Priok, di Rawamangun. Tapi, bisa lebih spesifik ketika anak sudah lebih besar lagi,” imbuhnya.
5. Membuat password penjemput
Orang tua juga bisa membuat password yang disepakati dengan anak. Password ini digunakan ketika orang tua atau orang yang biasa menjemput anak pulang sekolah sedang berhalangan. Selanjutnya, orang tua juga menyampaikan perihal password tersebut kepada guru.
“Nanti yang jemput kamu password-nya adalah beruang. Jadi, ketika misalnya ojolnya datang atau menyuruh orang lain, maka langsung ditanya (guru): ‘Pak mau jemput si A?’ Nanti anak keluar dengan mengatakan password-nya apa? Nah, gurunya kan berkomunikasi tuh sama yang jemput, kalau dia bilang beruang. Oh ya cocok itu kiriman ibunya,” bebernya.
Selain itu, orang tua juga diminta untuk berkomunikasi dengan guru dan meminta agar anaknya berada di lingkungan sekolah dan tidak keluar pagar selama orang yang benar-benar dikenali datang menjemput.
Pewarta: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://www.nu.or.id/nasional/5-cara-mencegah-penculikan-anak-yang-wajib-diketahui-orang-tua-cUnpG