Jakarta, NU Online
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul lama (PP Pergunu) Aris Adi Leksono menilai sangat penting bagi pendidik dan insan madrasah untuk memunculkan nilai-nilai lebih yang dimiliki oleh masing-masing madrasah.
Hal ini akan menjadi pembeda madrasah dari lembaga pendidikan lain. Jika hal itu bisa dikemas dengan baik, maka ia yakin madrasah akan menjadi pilihan utama masyarakat dalam menyekolahkan putra-putrinya.
Aris menyampaikan hal tersebut kepada para peserta kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum Merdeka bertema Pengembangan Modul Ajar yang Produktif dan Menginspirasi di kanal YouTube Warta Pergunu TV, Sabtu (28/1/2023).
Ia mendorong para pendidik untuk melakukan kreasi dan inovasi sehingga tidak berjalan monoton dan lebih pada aktivitas formal. Padahal dalam pendidikan diperlukan juga aspek informal dalam proses pendidikan yang malah bisa menyelesaikan berbagai macam permasalahan pendidikan.
“Tidak sekadar di dalam kelas tapi juga out door kelas,” tegasnya pada acara yang digelar secara virtual ini.
Terlebih Kurikulum Merdeka yang sudah digulirkan pemerintah ini memberikan peluang bagi insan pendidikan untuk melakukan inovasi yang luas dan menentukan arah dalam menentukan profil lulusan yang diinginkan.
Pergunu menilai Bimtek yang digelar tersebut sangat bermanfaat bagi para pendidik untuk lebih memperdalam metodologi pembelajaran yang tepat untuk mewujudkan profil yang diinginkan.
“Metodologi pembelajaran adalah ruh dari kurikulum. Karena di situ lah interaksi guru dan siswa terbangun,” ungkap Aris.
Ia menyebut bahwa perubahan kurikulum adalah sebuah keniscayaan dan tuntutan zaman. Hal ini karena perumahan zaman yang tak bisa dielakkan. Terkait hal ini, pendidikan juga harus beradaptasi di antaranya dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian.
“Perubahan kurikulum itu adalah sebuah keniscayaan. Kenapa? (karena) lingkungan kita dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat. Apalagi dengan adanya media sosial, apalagi kita dituntut untuk melakukan transformasi digital, apalagi tantangan global dan seterusnya,” tuturnya.
Oleh karena itu, bisa dipastikan perlu usaha-usaha untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang bisa survive (bertahan) di zamannya. Sehingga insan pendidikan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan khususnya dalam hal kurikulum.
“Kita harus menerima secara terbuka perubahan-perubahan kurikulum ini dan kita transformasikan serta implementasikan di lembaga kita masing-masing,” ajaknya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyongsong 1 Abad Nahdlatul Ulama ini merupakan wujud bakti pergunu dalam membangun kesepahaman terkait implementasi Kurikulum Merdeka.
Hal ini karena banyak pendidik yang memiliki penilaian bahwa Kurikulum Merdeka masih sama dengan Kurikulum 2013, sehingga tidak ada paradigma perubahan kurikulum.
Bimtek tersebut menghadirkan narasumber H M Siswanto yang merupakan Pengembang Kurikulum Merdeka Kemenag RI dan Ahmad Taufik, Penulis Modul Ajar Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek RI.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.