Mengenal Kanaya, Pesilat Perempuan Pagar Nusa Sarat Prestasi

Trenggalek, NU Online Jatim

Kanaya Putri Setyawan merupakan pesilat Perempuan asal Kabupaten Trenggalek yang tergabung dalam Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa. Dara ini merupakan langganan juara di berbagai kompetisi, mulai tingkat regional hingga internasional. Terbaru, ia menyabet medali emas pencak silat di ajang Pekan Olahraga dan Seni Nahdlatul Ulama (Porseni NU) tingkat Nasional di Kota Surakarta pada 14-21 Januari 2023 lalu.

Pencapaian Kanaya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kerja keras dan disiplin waktu dalam latihan menjadi kebiasaannya dalam sehari-hari. Kendati pelatihnya adalah ayah kandung sendiri, tempaan yang keras kerap ia jalani.

“Kalau saya tidak latihan sehari saja, pasti ada yang terbang. Entah itu sepatu atau sapu. Kalau masalah capek, ya pasti capek,” ungkap Kanaya kepada NU Online Jatim, Sabtu (28/01/2023).

Perempuan 16 tahun ini menjelaskan, ayahnya memang seorang pesilat. Bahkan, yang mengenalkan pencak silat kepada dirinya adalah ayahnya sendiri. Ia mulai berlatih pencak silat berawal dari sekadar ikut-ikutan karena tidak adanya aktivitas.

“Akhirnya mencoba ikut latihan dan sedikit demi sedikit menyukai silat. Waktu itu masih kelas 6 SD. Dan, pas SMP itu saya mulai serius untuk latihan silat,” bebernya.

Motivasinya belajar pencak silat ialah untuk menjaga diri dan melatih kekuatan mental. Dirinya pun konsisten berlatih di bawah asuhan ayahnya sendiri.

Ia mengatakan, awal mula mengikuti perlombaan ialah pada tahun 2018. Kanaya mengikuti kejuaraan pencak silat di Kediri yang digelar dalam rangka peringatan Hari Santri. Meski saat itu ia belum genap dua bulan latihan, Kanaya didaftarkan ayahnya mengikuti kompetisi tersebut.

“Alhamdulillah, ternyata membuahkan hasil dengan meraih juara 3. Kata ayah waktu itu mencoba-coba dulu untuk menyalurkan apa yang sudah kita latih selama ini agar punya pengalamannya,” jelasnya.

Perempuan yang saat ini menginjak kelas XI Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan Jakarta Selatan ini mengungkapkan, pengalaman pahit selama berproses kerap ia temui. Terkadang latihan tidak cuma sekali sehari, melainkan hingga tiga kali.

Akan tetapi, kebiasaan tersebut membuatnya banyak memperoleh manfaat. Sebab, setiap kali ingin melakukan sesuatu jika ingin hasilnya bagus, salah satu kunci terletak pada keharusan dan totalitas.

“Pesan dari ayah adalah totalitas harus tinggi. Lebih baik mandi keringat saat latihan dari pada mandi darah saat pertandingan,” katanya.

Kanaya pun bersyukur atas beragam kesempatan hingga prestasi yang dicapai sejauh ini. Dirinya pun menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tuanya, karena tanpa restu dan doanya, ia mengaku tidak mungkin bisa sampai seperti ini.

“Harapan ke depan yang pasti bisa terus membanggakan orang tua dan mencapai target tahun ini dan tahun berikutnya,” jelasnya.

Dirinya berpesan kepada para pesilat agar jangan pernah puas dan bosan dengan pencapaian yang telah dilalui. Termasuk pula tidak pernah melupakan doa selepas melakukan usaha yang maksimal.

“Intinya jangan pernah setengah-setengah dan tetap rendah hati. Biarlah yang tinggi itu doa dan harapan, serta semangat latihan. Jangan pernah malu untuk mengasah bakat,” tandasnya.

Berikut beberapa prestasi yang pernah diraih Kanaya, baik tingkat regional hingga Internasional. Ia pernah menyabet Juara 1 Bali Internasional Championship, Juara 1 Kejurnas Pagar Nusa 3, dan Juara 3 Kejurnas Pagar Nusa 4. Selanjutnya, Juara 1 Kejurda Pagar Nusa Jatim dan Juara 2 Kejurprov Jatim.


https://jatim.nu.or.id/matraman/mengenal-kanaya-pesilat-perempuan-pagar-nusa-sarat-prestasi-2Pe6K

Author: Zant