Makkah, NU Online
Kota Thaif di Makkah Al-Mukarramah menyimpan kisah Nabi Muhammad saw saat dilempar dengan batu oleh penduduk di masa lalu. Kini kota bersejarah tersebut sering dikunjungi oleh jamaah haji dan umrah, termasuk jamaah asal Indonesia. Di Thaif juga banyak destinasi wisata.
Dikatakan oleh Gus Ahmad Herzi jamaah umrah asal Pragaan, Sumenep, Jawa Timur, salah satu yang menjadi daya tarik adalah maqbarah Abdullah bin Abbas atau dikenal Ibnu Abbas ra yang berada di belakang masjid.
“Untuk sampai ke makam sahabat Nabi yang banyak meriwayatkan hadits itu, jarak yang ditempuh 90 kilometer dari Makkah ke Thaif. Jika perjalanan menggunakan bus, maka membutuhkan 2 jam saja,” tuturnya kepada NU Online, Ahad (29/1/2023).
Lebih lanjut, maqbarah dibuka setiap hari. Tak ada ketentuan, kecuali hari Jumat. Karena di hari itu maqbarah tampak sepi. Paling ramai, kata dia, peziarah memadati maqbarah saat pagi sampai sore hari.
“Yang paling banyak berziarah ke makam sepupu Nabi itu, berasal dari Indonesia. Maklum, warga Indonesia notabene-nya Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Ada juga jamaah yang berasal dari Turki dan negara Islam lainnya,” ujarnya.
Pria yang kini mengemban amanah sebagai Kepala Bidang (Kabid) Information and Technology (IT) TVNU Sumenep itu mengutarakan, di area pemakaman terdapat petugas. Bahkan pengelola memberikan layanan pada jamaah, seperti masjid, mushala untuk kalangan perempuan, kamar mandi, dan lainnya. Hanya saja, petugas di sana melarang peziarah untuk tahlilan dengan mengeraskan suara.
Tak hanya itu, saat ia berziarah bersama keluarga, ia tak bisa melihat langsung makam sahabat Ibnu Abbas. Karena makam dikelilingi tembok yang tingginya 5 meter.
“Posisi kami hanya di luar pagar sambil bertawasul kepada sahabat yang belajar langsung kepada Rasulullah. Untuk melihat secara langsung atau mengintip dari pagar yang berwarna cokelat itu, jamaah bisa memanfaatkan bahu jamaah umrah lainnya untuk dijadikan pijakan,” terangnya.
Herzi mengungkapkan, ia bersama keluarga dan jamaah asal Sumenep lainnya merasakan ketenangan. Karena Thaif memiliki udara yang sejuk dan dingin. Bahkan jamaah umrah kaget, karena Thaif merupakan daerah yang subur walaupun komposisi bebatuan yang mendominasi. Tak heran, di trotoar jalan banyak yang menjual buah-buahan, dan lainnya.
“Suhu udara yang sejuk ini, karena Thaif berada di dataran tinggi. Tepatnya berada di lembah pegunungan Asir dan Al-Hada. Kesejukan inilah yang membuat betah dan berlama-lama di Thaif,” terangnya.
Senyampang berada di Makkah, kata dia, kesempatan tersebut di manfaatkan sebaik mungkin untuk berziarah ke beberapa tempat, terlebih di Thaif.
Menurutnya, berziarah ke makam nabi dan sahabat nabi yang maqamnya tinggi, bagian dari amaliyah NU yang tetap dijaga di mana pun berada.
“Lewat tawasul yang dikerap dijadikan wasilah oleh masyayikh NU, kami sekeluarga mengharap barakah. Siapa tahu anak-anak, santri-santri, dan teman-teman kami kecipratan alimnya sahabat Ibnu Abbas,” tandasnya.
Kontributor: Firdausi
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://www.nu.or.id/internasional/ziarah-ke-makam-ibnu-abbas-di-kota-thaif-yang-sejuk-WmtEy