Sidoarjo, NU Online
Tak ada tujuan utama ke Sidoarjo pada Selasa (7/2/2023) selain menjemput berkah. Semua masyarakat dari berbagai penjuru Nusantara menyemut di Bumi Delta tiada lain hanya untuk menjemput berkah.
Hal itu pula yang dipegang teguh oleh KH Ade Nasihul Umam. Kepala Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren itu sudah menghitung bakal terkena macet, berdesak-desakan, panas-panasan, dan segala hal pahit lainnya. Betul saja, ia harus berjalan beberapa kilometer guna sampai stadion dan kembali ke tempat mobilnya parkir. Hal itu ditambah dengan terik matahari Sidoarjo yang sedemikian menyengat sehingga membuat mata memicing dan kepala sedikit pening.
Namun, berkah raksasa yang hendak dijemput tak mengurungkan niatnya sama sekali untuk mundur dan kembali. Tekad yang bulat mematahkan segala rintangan. Bahkan, sebelum sampai ke Sidoarjo, Kiai Ade beserta rombongan keluarganya harus menunggu tujuh jam di area istirahat Tol Ungaran. Hal itu disebabkan mobil yang dinaikinya mengalami masalah.
“Sampai Semarang, mobilnya tidak bisa diharapkan jalan. Akhirnya menunggu di Semarang. Ambil mobil lahi di rumah. Tujuh jam menunggu. Tetap semangat dan happy,” katanya saat ditemui NU Online di area Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa (7/2/2023) pukul 11.00 WIB.
“Nomor satu tabarrukan (mengambil berkah),” begitu kata kiai yang menamatkan studi sarjananya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu.
Itu pula yang selalu didengungkan kakek-kakeknya terdahulu, bahwa jika ada acara Nahdlatul Ulama, haruslah berangkat menghadiri untuk memperoleh berkahnya.
“Dawuh sepuh-sepuh kita, KH Mustamid Abbas dan KH Abdullah Abbas, selalu menganjurkan pagelaran NU di mana saja, mangkat! mangkat! mangkat! Mana (ke sana) mangkat!” begitu ceritanya.
Apalagi seluruh keluarga dari para pendahulunya adalah NU, bahkan bagian daripada para pejuang NU di masa-masa awal. “Dengan usia satu abad ini merasa gembira pasti penuh harapan,” lanjut Mursyid Tarekat Syathariyah itu.
Praktis ia dan keluarganya di Gelora Delta Sidoarjo hanya sedikit mengambil momen sembari berbelanja untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Setelah itu, mereka langsung bergeser ke tempat lain dan harus berjalan kembali ke tempat parkir di bawah terik matahari siang yang begitu terang dan menyentak kulit.
Hal yang sama dipegang erat Nur Qomari. Pria 47 tahun itu membagi-bagikan sarapan untuk warga NU sampai 250 bungkus dan 100 kotak kue di Gang Lemah Putro di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sejak dinihari, ia menyalakan api untuk membuat suguhan buat tamu-tamu yang datang di kota tempat tinggalnya. Dari rumahnya, ia berjalan membawa puluhan bungkus nasi dan kotak kue ke gang. Habis, ia pulang dan mengisi kembali wadah yang kosong itu. Lalu, ia dibantu dengan kakak dan keponakannya balik ke depan gang lagi untuk membagi-bagikan sarapan itu.
“Mudah-mudahan berkah. Dapat doanya seluruh dunia,” kata pria yang sehari-hari menjadi tukang pijat itu.
Hal itu pula yang diungkapkan dan digelorakan berkali-kali oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, yaitu mengambil berkah raksasa dari Allah swt melalui para pendiri dan ulama Nahdlatul Ulama.
“Saya sudah sampaikan dalam berbagai kesempatan kita melakukan semua ini (serangkaian kegiatan puncak 1 Abad NU), ini dengan niat tabarruk, ngalap berkah kepada ulama,” ujarnya saat menghadiri istighotsah kubro dan doa bersama dzurriyah pendiri NU di Jombang, Jawa Timur, Jumat malam (3/2/2023).
Berkah
Berkah menjadi hal penting bagi warga NU. Berbagai hal dikaitkan dengan kata tersebut. Secara bahasa, berkah adalah tumbuh dan berkembang, sebagaimana dijelaskan Syekh Ali Jum’ah, Grand Mufti Republik Arab Mesir 2003-2013 dalam situs web pribadinya, (التبرك بآثار النبي صلى الله عليه و آثار الصالحين)
Lebih lanjut, Al-Raghib Al-Isfahani mengatakan bahwa berkah adalah penegasan kebaikan ilahi dalam sesuatu, sedangkan Ibnu Manzhur berkata bahwa berkah adalah tumbuh dan bertambah, dan berkah adalah doa untuk seseorang atau orang lain untuk mendapatkan berkah.
Lebih lanjut, Syekh Ali juga menyampaikan bahwa Muslim meyakini bahwa Allah swt merupakan sumber berkah. Dialah yang berhak memberikan keberkahan terhadap sesuatu, baik terhadap orang tertentu ataupun waktu yang khusus. Artinya, mengambil keberkahan dari orang-orang terpilih merupakan sarana memperoleh berkah Allah swt.
Karenanya, Imam Nawawi menjelaskan bahwa hukum mengambil keberkahan dari orang-orang saleh nan utama adalah sunnah.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Alhafiz Kurniawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://www.nu.or.id/nasional/semua-demi-menjemput-berkah-kzwmf