Surabaya, NU Online
Dewan Pakar Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Mas’ud Adnan mengatakan seseorang dapat meraih kesuksesan dengan beberapa faktor.
Hal itu disampaikan saat mengisi materi pada kegiatan One Day Entrepreneurship Students Sukses Story dan Bedah Buku Kiai Miliader Tapi Dermawan, Rabu (8/2/2023). Kegiatan dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Internasional Business Management (STIE IBMT) Surabaya, Jawa Timur.
Adapun faktor-faktor meraih kesuksesan menurut Mas’ud Adnan adalah
- Kejujuran
- Kesiplinan yang tinggi
- Pintar bergaul
- Faktor pendamping.
“Orang sukses selalu memiliki keinginan yang tinggi untuk dicapai sehingga lahir kerja keras dan kreativitas,” ungkapnya.
Mas’ud Adnan menceritakan bahwa perjalanan KH Asep Saifuddin Chalim saat masa muda sangat memprihatinkan, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serba kekurangan. Menurutnya, Kiai Asep dalam beberapa acara selalu mengatakan “Di antara yang ada di sini, sayalah yang paling miskin.”
Ungkapan itu menurut Mas’ud, ingin menunjukkan bahwa kondisi kebanyakan masyarakat saat ini masih jauh lebih baik daripada yang dialami Kiai Asep saat masih muda.
“Kiai Asep ketika mondok di Sidoarjo sering makan dari sisa-sisa makan orang lain,” ujar Mas’ud yang juga seorang jurnalis itu.
Saat ini, lanjut Mas’ud, kondisi Kiai Asep sudah jauh berbeda ketika masa muda, masa dalam kondisi serba sulit. Namun, sekarang jalannya selalu dimudahkan terutama soal rezeki. Bahkan sekarang hampir setiap pagi Kiai Asep menyedekahkan uang dengan jumlah yang beragam baik itu jutaan atau bahkan puluhan juta. Setiap pagi selalu ada banyak orang mengantre di depan rumah Kiai Asep untuk menerima sedekah. Begitu juga ketika bulan suci Ramadhan, Kiai Asep tidak pernah lupa untuk sedekah.
“Setiap bulan Ramadhan mengeluarkan uang sekitar Rp10 miliar. Uang tersebut dibagikan kepada orang-orang tertentu terutama kepada orang kurang mampu atau tidak mampu. Bahkan aparat polisi dan TNI ikut membantu membagikan uang sedekah dari kiai Asep,” ungkap Mas’ud.
Mas’ud menjelaskan bahwa Kiai Asep tidak pernah perhitungan soal uang. Jumlah yang banyak itu tidak pernah berpikiran atau punya niat uang itu harus kembali. Menurutnya, Kiai Asep tidak ingin melihat orang susah seperti yang sudah dialami ketika masih muda, dan selalu terdorong ingin membantu selama masih bisa.
“Bersedekah itu tidak seperti matematika, Kiai Asep tidak pernah menggunakan rumus itu. Kiai Asep selalu berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran agama, sedekah harus dengan ikhlas,” ujarnya.
Salah satu resep yang harus dilalukan untuk menjadi orang sukses dari Kiai Asep, kata Mas’ud, faktor doa tidak pernah ditinggalkan Kiai Asep. Menurutnya, doa merupakan salah satu rahasia Kiai Asep menjadi orang sukses seperti sekarang.
Ketua Umum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim pada acara yang sama menjelaskan bahwa yang dilakukan oleh negara maju adalah membangun generasi yang percaya diri dalam mengembangkan kreativitas dan potensi.
“Untuk itu perlu didukung secara penuh dengan membangun karakter sejak dini. Selanjutnya, memfasilitasi untuk mengembangkan kreativitas dan potensi,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya-Mojokerto itu.
Kiai Asep juga mendorong para pelajar untuk terus membaca buku secara rutin. Hal itu menurutnya, aktivitas rutin membaca buku menjadikannya ingin melanjutkan kuliah hingga ke jenjang tertinggi di dunia pendidikan. Membaca buku juga dapat memberi kemudahan ketika lulus.
“Runtin membaca buku mengantarkan saya dengan mudah lulus kuliah. Sampai saat ini saya masih rutin membaca buku atau kitab,” ujar Kiai Asep.
Kiai Asep menegaskan bahwa untuk menjadi orang sukses harus memiliki cita-cita yang tinggi. Dengan cita-cita arah jalannya akan jelas ke depan sehingga lahir kekuatan untuk terus bangkit jika menemukan kegagalan.
“Allah paling cinta dengan orang yang memiliki cita-cita yang tinggi,” tutup Kiai Asep.
Kontributor: Erik Alga Lesmana
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.