Bandung, NU Online
Rektor Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung Prof Obsatar Sinaga menyampaikan 2 kisah yang di dalamnya termuat bahaya penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan obat terlarang (narkoba). Kisah pertama adalah saat seorang ulama ditanya seseorang tentang lebih berbahaya mana antara pemerkosa, penjudi, pembunuh, dan pemabuk.
Mendapat pertanyaan tersebut, sang ulama ternyata menjawab lebih berbahaya seorang pemabuk dibandingkan ketiganya. Ulama itu menjelaskan, seorang pembunuh, setelah melakukan aksinya dia langsung lari untuk menyembunyikan diri supaya tidak diketahui.
Sementara saat seorang penjudi kalah, dia akan menjual barang-barang miliknya dan kemudian hidup sengsara, dan pergi menyendiri. Seorang pemerkosa lanjutnya, akan lari bersembunyi atau mengakui kesalahan dan kemudian malu atas perbuatannya.
Namun seorang pemabuk akan terpicu melakukan tindak kejahatan lain seperti memperkosa. Sialnya, saat dia melakukan aksi pemerkosaan, ada orang lain yang mengetahuinya. Karena si pemabuk ingin menghilangkan saksi, maka melakukan kejahatan membunuh orang yang melihat aksinya.
Sehingga, tiga kejahatan berturut-turut dilakukan oleh sang pemabuk yang ia sebut semakna dengan orang yang menyalahgunakan narkoba.
“Nah, itulah kenapa mabuk bisa membuat orang melakukan perbuatan lainnya yang justru melanggar hukum,” ungkap Prof Obi pada seminar bertema Sadari, Lindungi, dan Jauhi Narkotika yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Protokoler Mahasiswa (KPM) bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Barat di Aula Multimedia Rektorat Uninus, Jalan Soekarno Hatta No 530, Kota Bandung, Kamis (9/2/2023).
Adapun kisah kedua yang disampaikannya adalah tentang pertemuan 2 pihak di suatu tempat di suatu malam. Pihak pertama adalah 2 orang dalam kondisi mabuk, sementara pihak kedua dalam keadaan sadar. Ketika kedua pihak bertemu, ternyata 2 orang yang mabuk itu sedang memperdebatkan kondisi saat itu. Pemabuk pertama berpendapat bahwa saat itu dalam keadaan malam. Sementara pemabuk kedua, menganggap saat itu siang hari.
Ketika 2 pemabuk itu melihat ada orang lain di hadapannya, mereka berinisiatif meminta verifikasi yang mereka perdebatkan.
“Pak, Pak, itu bulan, kan?!” tanyanya kepada orang yang di hadapannya.
Pertanyaannya seperti memberi tekanan agar orang yang ditanya menjawab sesuai keinginannya bahwa itu adalah bulan.
Sebelum orang yang ditanya menjawab, pemabuk kedua bersuara dengan nada serupa, memverifikasi dengan pertanyaan.
“Pak, itu bukan bulan, kan, tapi itu jelas matahari?!” tanyanya.
Orang yang ditanya bingung. Jika ia menjawab bulan, sepertinya menguntungkan pemabuk pertama. Dengan demikian, kemungkinan ia akan menjadi sasaran kemarahan pemabuk kedua. Begitu juga sebaliknya.
“Mohon maaf, saya orang baru, jadi saya tidak tahu itu apa,” kata itulah yang didengar dua pemabuk itu.
Dengan 2 kisah itu, Prof Obi menegaskan bahwa orang yang menyalahgunakan narkoba akan menyebabkan otaknya diserang. Kesadaran dan akal sehatnya akan terganggu sehingga tidak bisa memindai keadaan di sekelilingnya.
Editor: Muhammad Faizin
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.