Pacitan, NU Online Jatim
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Pacitan, Murtiyaningsih turut menanggapi fenomena Childfree atau keputusan memilih tidak memiliki anak dalam hubungan rumah tangga. Fenomena ini kembali jadi perbincangan publik usai influencer Gita Savitri memilih gaya hidup childfree.
Ia mengatakan, fenomena childfree sangat tidak sesuai dan menyalahi tuntunan ajaran agama Islam. Sebab, agama Islam mengajarkan tujuan dari pernikahan adalah untuk memperoleh keturunan.
“Keturunan adalah dengan lahirnya anak-anak kita. Manusia sebagai khalifah fil ardhi, tentunya mempunyai tugas yang sangat mulia dalam menyiapkan generasi berikutnya. Generasi yang akan menjadi penyeimbang adanya semesta alam ini,” katanya kepada NU Online Jatim, Sabtu (11/02/2023).
Dirinya menyampaikan, pilihan hidup childfree ini akan mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi berkurang. Kondisi demikian, menurutnya akan berdampak buruk bagi ketersediaan tenaga kerja di masyarakat.
“Jika semua orang semangatnya (memilih) childfree, maka dikhawatirkan akan terjadi resesi reproduksi,” ungkap Murti, sapaan karibnya.
Menurutnya, childfree dapat dikatakan sebagai pilihan yang kurang bijaksana, karena Allah SWT menjamin kelangsungan hidup setiap hambanya. Pilihan childfree juga akan sedikit banyak mengecewakan orang tua, yang menikahkan anaknya guna segera mendapatkan cucu dari generasi keturunannya.
“Bahkan, childfree juga kurang sesuai dengan program keluarga berencana,” jelas dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Pacitan tersebut.
Murti menambahkan, fenomena childfree yang katanya bisa membuat awet muda itu sangat kurang tepat. Dirinya pun mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah “Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah segala amal miliknya kecuali tiga hal, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya”.
“Kiranya hadits ini mampu menjadi pedoman dan pegangan mengapa kita memilih untuk tidak memilih childfree. Memang mengurus anak itu melelahkan, tetapi sejatinya lelah itu adalah kebahagiaan hakiki bagi seorang ayah dan ibu dalam mengarungi kehidupan rumah tangga,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia memberikan tips menjadikan keluarga ideal di masa depan. Menurutnya, keluarga ideal adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga ideal sangat identik dengan sakinah, mawaddah, warahmah.
“Sakinah artinya tenang, tentram dan tidak gelisah, mawaddah berarti penuh cinta, dan warahmah berarti penuh kasih sayang. Sehingga di masa depan sangat penting generasi masa kini memahami betul makna dari sakinah, mawadah, warahmah serta bagaimana mewujudkannya,” tandasnya.