Tingkatkan Kualitas Bahasa Arab, Pesantren Al-Hidayah Batang Hadirkan Alumni Al-Azhar Mesir

Batang, NU Online Jateng
Menyambut 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU), Pesantren Taman Pendidikan Islam (TPI) Al-Hidayah Plumbon, Limpung, Kabupaten Batang menggelar ‘Muhadlarah Ammah’ dengan menghadirkan dua ulama tamatan Al-Azhar, Kairo, Mesir pada Sabtu (11/2/2023). 

Pembicara yang pertama adalah Syekh Muhammad Athif utusan dari Al-Azhar Mesir yang sedang bertugas di Indonesia. Sedangkan pembicara yang kedua adalah KH Fadlolan Musyafa juga alumni Al-Azhar Mesir.

Pengasuh Pesantren TPI Al-Hidayah Plumbon Batang KH Sulthon Sya’ir mengatakan kegiatan muhadlarah ammah untuk meningkatkan kapasitas santri dalam berbahasa Arab dan salah satunya yakni menghadirkan alumni Universitas Al=Azhar.

 
“Acara ini digelar sebagai ikhtiar pesantren dalam meningkatkan kemampuan berbahas Arab santri dan juga sebagai motivasi santri supaya lebih sungguh-sungguh dalam belajar,” ujarnya. 

Kepada NU Online Jateng, Senin (13/2/2023) dijelaskan, kegiatan muhadlarah sangat bermanfaat bagi diri santri dan keluarga besar Pesantren Al-Hidayah. Menurutnya, selain bisa meningkatkan kemampuan berbahasa Arab, juga menambah pengetahuan tentang pentingnya mencari ilmu.

Syeikh Muhammad Athif mengungkapkan kebahagiaannya sebab disambut dengan ramah di Pesantren Al-Hidayah. “Penyambutan ini bukan merupakan sesuatu yang baru. Melainkan sesuatu yang luar biasa. Karena saya berasal dari negara Mesir sekaligus utusan Universitas Al-Azhar sangat rindu dengan Indonesia,” terangnya. 

Menurutnya, orang Indonesia yang rindu dengan Al-Azhar, Kairo.  Sehingga dengan adanya pertemuan dengan santri bisa mempererat tali persaudaraan bangsa Indonesia dengan bangsa Mesir.

Syeikh Athif begitu sapaan akrabnya, menyampaikan materi muhadlarah terkait keistimewaan orang yang mencari ilmu dengan bersandar kepada hadits Nabi ‘Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga.’

 
Menurutnya, orang yang sedang menuntut ilmu merupakan orang yang mengikuti jalan para nabi, ulama, dan orang-orang shalih. “Para nabi tidak memberikan suatu warisan kepada umatnya berupa harta melainkan ilmu,” jelasnya.

Syeikh Athif juga menyampaikan beberapa rukun dalam mencari ilmu. Salah satunya adanya guru atau kiai. Menurutnya, seorang murid dalam belajar membutuhkan arahan dari guru. “Para ulama berkata, barang siapa yang belajar suatu ilmu tanpa guru, maka kesalahannya akan lebih banyak daripada kebenarannya,” lanjut Syaikh Athif.

Selain mengajarkan ilmu lanjutnya, guru juga mengajarkan adab dan akhlak kepada muridnya sehingga ilmu yang diperoleh mendapatkan keberkahan. Selain itu, Syaikh Athif juga mendorong penyebaran ilmu. Katanya, ilmu akan bertambah bilamana diajarkan kepada orang lain. 

KH Fadlolan Musyafa menjelaskan tiga unsur pokok suksesnya pendidikan. Pertama, berkumpul dengan guru atau ulama. Kedua, semangat santri dalam belajar. “Dan ketiga, keikhlasan orang tua dalam memberikan harta yang halal kepada anaknya,” pungkas kiai yang juga merupakan pengasuh PP Fadhlul Fadhlan Semarang.

Pengirim: M Ikhya Ulumuddin


https://jateng.nu.or.id/regional/tingkatkan-kualitas-bahasa-arab-pesantren-al-hidayah-batang-hadirkan-alumni-al-azhar-mesir-0mT4K

Author: Zant