Surabaya, NU Online Jatim
Tak banyak perempuan yang getol menyuarakan kesetaraan gender melalui sebuah karya buku. Adalah Sinta Bella salah satunya. Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Inaifas Kencong Jember itu menulis buku berjudul ‘Per-empu-an dalam Perjuangan dan Pengabdian Kemanusiaan’.
Tulisan yang semula hanya diunggah di blog pribadinya tersebut mengulas peran perempuan berdasarkan tiga kondisi penulis. Yakni, penghargaan atau penghormatan, kegelisahan, dan kebahagiaan.
“Berangkat dari suatu kondisi yang benar-benar aku alami. Entah saat membaca ataupun usai berdiskusi, khususnya saat menghubungkan antara teori yang sudah dibaca dengan realitas yang ada,” ungkap Sinta Bella saat dihubungi NU Online Jatim, Senin (12/12/2022).
Dari sekumpulan tulisan tersebut, Bella menerka dan mengamati ada kesamaan tema, sehingga memutuskan untuk membuat buku. Tidak lain supaya kegelisahannya menjadi konsumsi para aktivis dan masyarakat umum.
“Karena di sini membicarakan tentang konsep-konsep relasi hubungan antara laki-laki maupun perempuan, baik dalam dunia publik atau domestic, yang sebenarnya tidak ada dikotomi atau perbedaan antara keduanya,” paparnya.
Dirinya mengaku buku ini mengajak semuanya untuk belajar bersama dan merefleksikan kondisi sosial yang terjadi di sekitar. Menurutnya, perempuan hari ini hendaknya tidak dianggap hanya sebagai pekerja domestik.
“Karena perempuan juga bisa berperan di ranah publik tanpa juga terbebani dengan pekerjaan domestik,” ucap alumni Inaifas Kencong Jember ini.
Terkait pemilihan judul, Bella mantap memilih ‘Per-empu-an’ dari judul semua yaitu ‘Dari Balik Tabir Perempuan’. Baginya, judul awal tersebut terlalu panjang dan tidak memberikan penegasan. Redaksi per-empu-an dipilih sebagai upaya agar lebih tegas dan fokus terhadap fungsi empu itu sendiri.
“Dibalik kata empu itu ada apa sih yang dibahas? Semuanya diulas dalam buku ini. Bahkan, di judul pertama menjelaskan perbandingan antara konsep per-empu-an dan wanita dalam pengabdian serta perjuangan bagi kemajuan umat manusia,” jelasnya.
Ia menyebutkan, banyak perempuan dalam kehidupan ini yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan memperjuangkan kemanusiaan. Termasuk sosok Kartini, Sarinah, Rubini dan ibunya sendiri, serta aktivis buruh perempuan seperti Marsinah.
“Kami juga membahas Rukmini istri salah satu Letnan Kolonel yang perjuangannya tidak banyak diketahui dan diakui sejumlah orang. Sehingga sebagai bentuk penghargaannya saya mencoba menuliskan hal itu,” tambahnya.
Tak hanya seputar itu, buku tersebut juga membahas teori tentang bagaimana peran perempuan dalam berorganisasi. “Bagi teman-teman yang ingin mempelajari tentang konsep dasar gender, serta melihat perbandingan antara perjuangan perempuan dulu dan sekarang, maka buku ini wajib dibaca,” bebernya.
Perempuan yang tengah menempuh Pascasarjana Pendidikan Bahasa Arab UIN KH Ahmad Shiddiq Jember ini mengaku merindukan suasana lingkungan sosial yang tidak lagi membedakan antara kaum laki-laki dan perempuan.
“Sebab dalam menunjukkan perannya manusia tidak memperhatikan kamu laki-laki atau perempuan,” tegasnya.
Perempuan yang mengidolakan penulis Rijal Mumazziq ini berharap buku tersebut benar-benar memberikan manfaat terhadap khalayak umum. Ia juga membuka masukan dan kritik atas tulisannya bila dianggap kontroversial.
“Saya membuka ruang diskusi seluas-luasnya. Atau barangkali ada klarifikasi informasi yang dianggap tidak sesuai dengan hasil bacaan dan pengalaman teman-teman, silakan disampaikan,” pungkasnya.
Diketahui, buku tersebut merupakan tulisan kedua Bella yang telah dibukukan. Buku pertama berjudul Luka Pertiwi, yaitu sebuah kumpulan puisi-puisi tentang kondisi perempuan hari ini.