Alasan Perintah Kurban Nabi Ismail Datang Lewat Mimpi Nabi Ibrahim

Semarang, NU Online Jateng

Perintah berkurban merupakan ibadah yang hanya boleh dilaksanakan dalam waktu empat hari saja, yakni 10-13 Dzulhijjah. Perintah berkurban ini dilatari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim yang mendapatkan wahyu dari Allah melalui mimpi untuk mengurbankan putranya, yaitu Nabi Ismail.

Muhammad Syakir, mengutip Ibnu Asyur dalam kitab Al-Tahrir wa al-Tanwir, menjelaskan bahwa perintah kurban datang melalui mimpi merupakan bentuk penghormatan atau memuliakan Nabi Ibrahim atas keresahan yang dialaminya. dengan perintah mengorbankan putranya tersebut jika disampaikan saat terjaga.

“Jadi, perintah berkurban datang melalui mimpi, tidak disampaikan ketika Nabi Ibrahim terjaga. Menurut Ibnu Aysur mimpi merupakan cara yang ramah bagi jiwa untuk menyambut perintah yang sedemikian berat itu, yakni mengorbankan anaknya yang semata wayang itu,” tulis Syakir sebagaimana dikutip dari artikelnya di NU Online berjudul Mengapa Perintah Kurban pada Nabi Ibrahim melalui Mimpi? pada Rabu (12/6/2024).

Sebelum peristiwa tentang kurban, Syakir menulis bahwa Nabi Ibrahim dulu lama tidak dikarunia putra. Ia pun berdoa seperti yang dikisahkan dalam surah al-Shaffat (37) ayat 100, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh (100). Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail) (101),”

Setelah berdoa demikian yang selalu dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim, Allah swt mengabulkan doa Nabi Ibrahim yang saat itu berusia 86 tahun dengan dikaruniai putra yang bernama Ismail dari pernikahannya dengan Siti Hajar. Ketika bergembira menyambut kelahiran putranya, Nabi Ibrahim diperintah untuk membawa dua orang yang dicintainya itu ke wilayah yang tandus dan diapit dua bukit, yakni Shafa dan Marwah.

Kemudian, saat Nabi Ismail sudah beranjak remaja, Nabi Ibrahim pun diuji kembali. Ada perintah dari Allah swt yang datang melalui mimpi Nabi Ibrahim pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk mengurbankan putranya. Namun, perintah itu tidak langsung dilaksanakan karena ia masih ragu, apakah betul mimpi tersebut perintah dari Allah swt. 

Mimpi serupa kembali datang di malam berikutnya sehingga membuatnya yakin bahwa perintah tersebut betul-betul datang dari Allah swt. Keyakinan itu pula yang membuat hari tersebut dinamai Arafah. 

Kemudian, perintah tersebut barulah dilaksanakan pada keesokan harinya, 10 Dzulhijjah. Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang diterima dari mimpinya tersebut, seperti yang diabadikan dalam surah al-Shaffat ayat 101.


https://jateng.nu.or.id/keislaman/alasan-perintah-kurban-nabi-ismail-datang-lewat-mimpi-nabi-ibrahim-ElwwA

Author: Zant