Surabaya, NU Online Jatim
Tim delegasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memborong juara di ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) 2023. Kegiatan yang digelar Kemendikbudristek tersebut dipusatkan di Universitas Brawijaya, Malang pada 4-9 November 2023 lalu.
Tim kampus ‘Rumah Para Juara’ meraih tiga titel juara dalam kompetisi tersebut. Pertama, juara harapan 1 cabang lomba Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Kandungan Al-Qur’an oleh Cahyo Febri Wijaksono, Muhammad Luqmanul Hakim, dan Riski Ramdani.
Kedua, juara harapan 2 Musabaqah Syarhil Qur’an oleh Ahmad Bahrul Ulum, Moh. Ikhsanus Shobach, dan Mohammad Teguh Santoso. Ketiga, juara harapan 3 dalam kategori Musabaqah Tartil Qur’an Putri oleh Ananda Mustika Putri.
Mohammad Teguh Santoso, tim Unesa pada Musabaqah Syarhil Qur’an mengaku, mereka butuh waktu tiga pekan untuk mempersiapkan penampilan dengan tema Kepemimpinan dalam Perspektif Al-Qur’an di babak penyisihan, dan Moderasi Beragama di dalam Masyarakat Multibudaya pada babak final, hingga akhirnya mendapat penghargaan tersebut.
“Satu tim terbagi tugas sebagai orator, pembaca ayat, dan penerjemah ayat. Hasil ini menjadi motivasi bagi tim kami untuk mencatatkan yang terbaik pada lomba berikutnya,” ucapnya dilansir dari laman resmi Unesa, Selasa (14/11/2023).
Sementara itu, Cahyo Febri Wijaksono, yang baru pertama kali mengikuti lomba MTQ, sebagai perwakilan tim Karya Tulis Ilmiah Kandungan Al-Qur’an menyampaikan gagasan tulisannya yang berjudul “Metaverse-Smart Science Laboratory Terintegrasi Teslasuit Dan Artificial Intelligence Menuju Transformasi Pendidikan Di Era Society 5.0 (Inspirasi Qs. Al-Baqarah Ayat 164)”.
“Dalam tulisan saya dijelaskan pentingnya pemahaman terhadap alam semesta sebagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT, sehingga ilmu sains sangatlah penting untuk mengaktualisasikan hal tersebut,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, dalam Metaverse-Smart Science Laboratory (MSSL) menggabungkan tiga jenis laboratorium sains, yaitu laboratorium fisika berupa Haptic Physics Universe (HPU), laboratorium kimia berupa Haptic Chemical Universe (HCU), serta laboratorium biologi berupa Haptic Biosphere Universe (HBU).
“Nah, hambatan umum yang biasa muncul ketika mengakses fasilitas virtual adalah keterbatasan interaksi fisik dan kurangnya fleksibilitas sistem,” tegasnya.
MSSL memiliki inovasi untuk mengatasi hambatan tersebut melalui integrasi Teslasuit, yaitu perangkat wearable berbentuk pakaian, terdiri dari empat belas sensor Inertial Measurement Unit (IMU) yang dapat mengidentifikasi gerakan dan memberikan umpan balik fisik, termasuk suhu dan getaran pada tubuh pengguna.
“Jadi misalnya, ketika peserta didik melakukan praktik membedah tubuh hewan di MSSL, mereka akan merasakan sensasi sentuhan fisik dengan tekstur dan detail yang nyata,” ucapnya.
MSSL juga didukung dengan AI sehingga mampu melakukan pemrosesan data yang kompleks dan mempelajari pola-pola dalam dataset yang besar. Selain itu, integrasi AI pada MSSL juga memungkinkan adanya penyesuaian adaptif terhadap kebutuhan pengguna.
“Saya berharap MSSL ini bisa terealisasi di masa depan, karena kompetensi sains sangatlah penting. Ilmu sains adalah pondasi bagi pengembangan kemampuan berpikir ilmiah, serta menjadi dasar bagi pengembangan teknologi,” tandasnya.
Diketahui, di ajang MTQMN ini Unesa mengirimkan 31 perwakilan terbaiknya yang turun dalam 21 cabang lomba. Mereka didampingi oleh M Khoirul Anwar SAg MEI yang bertugas sebagai pendamping.
https://jatim.nu.or.id/pendidikan/alhamdulillah-tim-unesa-raih-juara-di-ajang-mtqm-nasional-XgeI8