Amalan Menulis 113 Basmalah di Awal Bulan Muharram, Bebaskan Diri dari Bahaya

Muharram merupakan bulan pertama dari dua belas bulan dalam sistem penanggalan Hijriyah. Dari sekian banyaknya bulan, Muharram termasuk salah satu yang dipilih oleh Allah swt sebagai bulan yang diistimewakan. Selain itu, Muharram tercatat sebagai bulan yang menyimpan berbagai peristiwa penting dalam sejarah. 

Allah swt Mengistimewakan Muharram

Dalam redaksi Al-Qur’an surat At-Taubat ayat 36, Allah swt memberikan penegasan bahwa dalam satu tahun terdapat 12 bulan dan ada empat bulan yang dimuliakan, di antaranya adalah bulan Muharram. 

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرࣰا فِی كِتَـٰبِ ٱللَّهِ یَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَاۤ أَرۡبَعَةٌ حُرُمࣱۚ ذَ ٰ⁠لِكَ ٱلدِّینُ ٱلۡقَیِّمُۚ فَلَا تَظۡلِمُوا۟ فِیهِنَّ أَنفُسَكُمۡۚ وَقَـٰتِلُوا۟ ٱلۡمُشۡرِكِینَ كَاۤفَّةࣰ كَمَا یُقَـٰتِلُونَكُمۡ كَاۤفَّةࣰۚ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِین

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan bagi Allah adalah dua belas bulan, di dalam kitab Allah, di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan yang dimuliakan, itulah agama yang lurus. Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya, sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At Taubah: 36).

Empat bulan mulia yang dimaksud adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Penyebutan nama bulan ini ditemukan dalam redaksi hadits dan tafsir. Imam Jalaluddin Suyuthi, misalnya, menyebutkan hal tersebut dalam kitab Tafsir Jalalain.

﴿إنّ عِدَّة الشُّهُور﴾ المُعْتَدّ بِها لِلسَّنَةِ ﴿عِنْد اللَّه اثْنا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتاب اللَّه﴾ اللَّوْح المَحْفُوظ ﴿يَوْم خَلَقَ السَّماوات والأَرْض مِنها﴾ أيْ الشُّهُور ﴿أرْبَعَة حُرُم﴾ مُحَرَّمَة ذُو القَعْدَة وذُو الحِجَّة والمُحَرَّم ورَجَب ﴿ذَلِكَ﴾ أيْ تَحْرِيمها ﴿الدِّين القَيِّم﴾ المُسْتَقِيم ﴿فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ﴾ أيْ الأَشْهُر الحُرُم ﴿أنْفُسكُمْ﴾ بِالمَعاصِي فَإنَّها فِيها أعْظَم وِزْرًا وقِيلَ فِي الأَشْهُر كُلّها ﴿وقاتِلُوا المُشْرِكِينَ كافَّة﴾ جَمِيعًا فِي كُلّ الشُّهُور ﴿كَما يُقاتِلُونَكُمْ كافَّة واعْلَمُوا أنَّ اللَّه مَعَ المُتَّقِينَ﴾ بِالعَوْنِ والنَّصْر

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan dalam setahun adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, dan (ketetapan itu) dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, dan (ketetapan itu) dalam (waktu) empat bulan haram, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, dan (ketetapan Allah) dalam (waktu) empat bulan haram, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan itu, yakni bulan-bulan haram, dengan berbuat dosa, karena dosa-dosa itu lebih berat (akibatnya), dan perangilah orang-orang musyrik itu semuanya dalam bulan-bulan yang lain, sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa, dengan memberikan pertolongan dan kemenangan.

Fadilah menulis 113 Bismillah di awal Bulan Muharram

Muharram, dalam tradisi muslim dikenal dengan bulan yang mulia, sehingga ada beberapa amalan yang sudah menjadi kebiasaan baik di tengah masyarakat. Misalnya adalah tradisi menulis bismillah sebanyak 113 kali dalam satu waktu. Tradisi ini sangat familiar bagi kalangan muslim di Indonesia, khususnya di lingkungan pesantren.

Lantas, apakah tradisi tersebut termasuk amalan shaleh yang dibenarkan dan bisa memberikan dampak positif untuk kehidupan kedepan, atau hanya tradisi biasa?. 

Mengutip kitab Jauharul Munazhom fii Fadhail Syahrillah Muharram, Syekh Abu Bakar bin Muhyiddin Al-Hindi menjelaskan bahwa, amalan tersebut memiliki fadilah atau keutamaan bisa membebaskan kita dari marabahaya selama masa hidup.

قال الإمام عبد الحميد الشافعي في كنز النجاح والسرورمن المجريات الصحيحة كما “في نعت البدايات وتوصيف النهايات” للسيد الشريف ماء العينين: أن من كتب البسملة في أول المحرم مائة وثلاث عشر ة مرة لم ينل حاملها مكروه فيه ولا في أهل بيته مدة عمره

Artinya: Imam Abdul Hamid al-Syafi’i berkata dalam kitab Kanz an-Najah Wa-Surur Dari sebuah kebiasaan yang benar seperti yang dijelaskan dalam Na’tul Bidayah Wa Tausifun Nihayah karya Sayyid al-Syarif Ma’ul Aynain: Barangsiapa yang menulis kalimat “bismillah” pada tanggal 1 Muharram sebanyak 113 kali, maka tidak akan ada keburukan yang akan menimpanya dan keluarganya selama hidupnya.

Tatacara mengamalkan

Adapun mengamalkan ini perlu dilakukan dalam beberapa tahap. Tradisi yang berkembang di kalangan pesantren biasanya menggunakan cara sebagai berikut.

  1. Menulis basmalah dengan menggunakan bahasa Arab;
  2. Menulis dalam keadaan suci, baik dari hadats kecil maupun besar, dan berusaha menjaga kesucian selama proses penulisan;
  3. Proses menulis dilakukan setelah Maghrib atau di awal masuk bulan Muharram hingga waktu Maghrib berikutnya;
  4. Hasil dari tulisan tersebut bisa disimpan di tempat yang aman dalam rumah atau bisa dibawa bepergian.

Ustadzah Hj Sheila Hasina, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, menambahkan anjuran dalam proses menulis yaitu fokus dalam menulis. Artinya tidak disertai dengan kesibukan lain seperti berbicara dengan orang lain. Selain itu, pengamal juga harus mengerjakan dengan niat yang baik, yaitu untuk menjaga diri.

Dengan demikian, tradisi menulis kalimat bismillah sebanyak 113 kali merupakan amalan yang sudah dilakukan oleh ulama terdahulu. Sehingga cukup baik bagi kita sebagai muslim untuk melanjutkan tradisi baik tersebut.

Ustadz Abdullah Faiz, Alumnus Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.


https://jateng.nu.or.id/keislaman/amalan-menulis-113-basmalah-di-awal-bulan-muharram-bebaskan-diri-dari-bahaya-6GY0J

Author: Zant