Bandung, NU Online Jabar
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Barat H Ajam Mustajam mengatakan, tahun ini sudah terkumpul lebih dari 300 karya tulis para ulama dan santri di Jawa Barat. Hal tersebut diungkap saat memberikan sambutan pada kegiatan Apresiasi Karya Ulama Pesantren dan Istighasah Tingkat Jawa Barat di Hotel Grand Shunsine Soreang Kabupaten Bandung pada Selasa (27/12) malam dengan tema Dari Pesantren Untuk Bangsa Dan Jawa Barat Juara.
Ia berharap, hal tersebut bisa menginspirasi para santri, untuk tidak hanya pandai dakwah bil lisan tapi juga dakwah bil kitabah (tulisan), dan menambah kekayaan khazanah intelektual Islam khususnya di dunia pesantren.
Ajam juga mengungkapkan, kegiatan menulis adalah sunnah hasanah, melanjutkan tradisi ulama salaf, ulama Nusantara yang mendunia seperti Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Yasin Al Fadani, Sayyid Usman Al Batawi, Syekh KH. Hasyim Al-Asy’ari dan lainnya yang kaya dengan berbagai karya kitab yang mendunia.
“Mudah-mudahan kegiatan ini dapat berjalan lancar dan menjadi bukti bahwa Kementerian Agama konsisten untuk menjalankan fungsinya, yakni memberikan pelayanan dan khidmah terbaik bagi ulama dan santri dan masyarakat khususnya pesantren,” ucapnya dilansir dari jabar.kemenag.or.id.
Ia menilai, salah satu peran dan fungsi Kanwil Kementerian Agama adalah memberikan pelayanan terhadap pelaksanaan pendidikan keagamaan dan pesantren, supaya bisa lebih optimal dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Hal itu merupakan amanah dalam UU no 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
Berdasarkan catatan pesantren di Jawa Barat yang terdaftar di kemenag berjumlah 12.212 buah. Jabar merupakan provinsi yang paling banyak jumlah pesantrennya di banding provinsi lain. Oleh karena itu, pihaknya menyimpulkan bahwa Jawa Barat memberikan kontribusi besar kepada bangsa dalam melahirkan ahli-ahli agama.
Ajam menyebut jika kegiatan ini harus terus kontinyu dan berkesinambungan di tahun berikutnya serta bisa terus berinovasi dan berkolaborasi dengan Pemprov Jabar. Ia yakin, masih banyak karya yang belum terhimpun di tahun ini.
“Mudah-mudahan semua bisa ditemukan dan kita jaga bahkan kita cetak serta perbanyak, supaya bisa tersampaikan kepada seluruh pesantren di pelosok negeri. Bahkan jika memungkinkan dibantu dengan pendaftaran hak intelektualnya,” ujar Ajam.
Menurutnya, hal penting lainnya adalah bagaimana agar karya-karya tersebut bisa menjadi legacy atau menjadi jariyah intelektual dari para kiai untuk santri, pesantren dan bangsa. Apresiasi yang digelar ini pasti tidak seberapa secara materi. Namun ini adalah niat dan ikhtiar baik Kemenag sebagai pelayan umat, untuk merekognisi dan mengapresiasi eksistensi pesantren.
“Mohon doanya mudah-mudahan kami sebagai pemerintah yang melayani umat bisa konsisten dan bekerja ikhlas turut serta membangun bangsa dan negara. Kami haturkan terimakasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada pesantren, para kyai dan santri,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi