Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Lengkap dengan Keutamaannya

Bulan Dzulhijjah tidak hanya identik dengan pelaksanaan ibadah haji dan hari raya kurban. Selain itu, di bulan ini kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, salah satunya dengan berpuasa sunnah mulai tanggal satu hingga tanggal sembilan Dzulhijjah.

 

Di antara serangkaian puasa sunnah itu, terdapat Puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah dan Puasa Arafah yang dilakukan pada 9 Dzulhijjah. Tahun ini, puasa tarwiyah 8 Dzulhijjah bertepatan dengan hari Sabtu (15/06/2024). Sedangkan puasa arafah 9 Dzulhijjah bertepatan pada Ahad (16/06/2024).

 

Adapun bacaan niat puasa tarwiyah dan arafah bulan Dzulhijjah ialah sebagaimana keterangan berikut.

 

1. Niat puasa tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”

 

2. Niat puasa arafah (tanggal 9 Dzulhijjah)

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”

Dalam tulisan Muhamad Abror berjudul ‘Puasa Dzulhijjah: Tata Cara, Niat, dan Keutamaannya’, dijelaskan bahwa karena puasa Dzulhijjah merupakan puasa sunnah, maka bagi orang yang lupa membaca niat pada malam hari, diperbolehkan mengucap niat pada siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat ketika siang hari.

 

1. Niat puasa tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah) siang hari

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”

 

2. Niat puasa arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) siang hari

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.

 

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”

 

Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Wakil Sekretaris LBM PBNU Alhafiz Kurniawan dalam tulisannya di NU Online, mengatakan bahwa motivasi dalam pelaksanaan puasa tarwiyah ialah sebuah hadits yang menyebutkan keutamaannya sebagai berikut:

 

 صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين

 

Artinya: “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

 

Sebagian ahli hadits mempermasalahkan riwayat hadits ini karena memuat seorang perawi yang bermasalah. Mereka menyimpulkan bahwa hadits ini tidak dapat dijadikan sandaran atau hujjah syar’iyyah.

 

Kalau hadits ini tidak dapat dijadikan dasar untuk mengamalkan puasa sunnah tarwiyah, anjuran untuk mengamalkan puasa tarwiyah dapat ditemukan dari dalil umum sejumlah hadits yang mengajak umat Islam untuk beramal saleh terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

 

Sementara Khoirul Anam dalam tulisan berjudul ‘Puasa Tarwiyah dan Arafah’, menyebutkan bahwa dalil keutamaan pelaksanaan puasa arafah disinggung dalam sejumlah hadits. Salah satunya yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah, Rasulullah bersabda:

 

   صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

 

Artinya: “Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas.” (HR Muslim).  

 

Sementara puasa tarwiyah yang pada 8 Dzulhijjah didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa puasa pada hari tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.

 

Dikatakan hadits ini dhaif (kurang kuat riwayatnya) tapi para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dhaif dalam kerangka fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah akidah dan hukum. Apalagi hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa.

 

Puasa arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jamaah haji yang sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci.  

 

Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, maka umat Islam Indonesia melaksanakan puasa arafah dan tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat. Ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis semata. Wallahu a’lam.


https://jatim.nu.or.id/keislaman/bacaan-niat-puasa-tarwiyah-dan-arafah-lengkap-dengan-keutamaannya-M0qGt

Author: Zant