Jakarta, NU Online
Sesungguhnya guru dan dai dalam menyampaikan pesan-pesan agama, sekaligus menjadi fasilitator yang memiliki tanggung jawab mendesiminasikan visi Kementerian Agama. Salah satu visi utama Kementerian Agama adalah moderasi beragama dan transformasi digital. Hal itu dapat berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan dan kecintaan pada Indonesia.
Untuk mewujudkan hal itu, Kementerian Agama Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta menggelar Workshop Public Speaking Guru dan Dai Moderasi Beragama, Kamis (22/12/2022). Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU).
Ketua Pelaksana pada kegiatan tersebut Aris Adi Leksono mengatakan workhsop public speaking untuk mendukung peserta menjadi dai moderasi beragama, menjadi guru yang asyik dan menyenangkan bagi peserta didik. Keterampilan tersebut menjadi sangat penting demi menghindari peserta didik dari sikap intoleransi.
“Hal inilah menjadi sangat penting kegiatan yang kita laksanakan pada hari ini. Dibingkai dalam rangka memperingati hari amal bakti Kementerian Agama Ke-77 sekaligus menyongsong satu abad NU yang kebetulan ketua pelaksananya Gus Menteri (H Yaqut Cholil Qoumas),” kata Kasi Penmad Kementerian Jakarta Timur itu.
Aris menjelaskan bahwa kegiatan tersebut menjadi bagian dari usaha untuk mewujudkan visi nasional dari Kementerian Agama sampai kepada warga madrasah hingga masyarakat. Di bawah institusi tersebut dibutuhkan kekompakan, komitmen dan satu gerakan yang sama.
“Maka ini menjadi bagian dari institusi kita dalam bingkai satu komando, satu gerakan, untuk mewujudkan visi nasional agar dapat diterjemahkan di lingkungan madrasah masing-masing dan lingkungan masyarakat dan tentu di lingkungan lebih besar lainnya,” tegas Aris dalam acara dengan tema Optimalisasi Peran Guru dan Dai Moderasi Beragama di Asrama Haji, Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Kota Jakarta Timur.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, Zulkarnain mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian memperingati satu abad NU. Menurutnya, seratus tahun merupakan usia yang sangat matang dan sangat berpengalaman dalam pengabdian pada negara.
“Oleh karena itu, kehadiran NU tidak perlu diragukan lagi komitmennya pada bangsa Indonesia. Dan itu dibuktikan oleh banom-banom di NU, semuanya melakukan pengabdian sesuai dengan komunitas dan profesi di tengah-tengah masyarakat. Termasuk para guru dan dai,” ujar Zulkarnain.
Zulkarnain menjelaskan bahwa kolaborasi kegiatan dari Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, Pergunu dan LDNU sangat penting untuk membekali para guru dan dai dalam menyampaikan materi. Ia menginginkan dari kegiatan itu dapat menghasilkan yang terbaik terutama di kalangan pendidikan dan juga kalangan para pendakwah.
“Negara ini cukup beragam, di dalamnya terdapat banyak suku, bangsa, dan banyaknya bahasa. Semua itu disatukan oleh selat dan laut, demografinya terdiri dari bermacam-macam penduduk. Oleh karena itu, diperlukan oleh suatu kekuatan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa ini ke depan bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Ke depan dibutuhkan seluruh komponen yang dapat menguatkan persatuan dan membangun jiwa nasionalisme bangsa Indonesia agar terlibat langsung. Menurutnya, para guru bukan saja menyampaikan ilmu tetapi juga sebagai contoh pembentukan karakter dan sikap perilaku siswa dapat berjalan dengan baik.
Kontributor: Erik Alga Lesmana
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.