Malang, NU Online Jatim
Studi lanjut merupakan keinginan hampir setiap kawula muda saat ini. Sebagai upaya mempermudah, mereka rata-rata berbondong-bondong mencari beasiswa. Salah satu program beasiswa yang diandalkan yakni Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI.
Salah satu penerima Beasiswa LPDP jenjang magister tahun 2016 dan jenjang doktoral tahun 2023, M Ali Machrus menceritakan, ia mengenal LPDP sekitar Tahun 2015, di akhir masa Studi S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di UIN Malang.
“Alhamdulillah, saya dulu penerima beasiswa S1 KIP Bidikmisi Kemenag di UIN Malang,” kata M Ali Machrus saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Rabu (17/01/2024).
Ia menyebutkan, seusai lulus S1 PGMI UIN Malang Tahun 2016, dirinya dan teman-temannya membuat tim untuk bersama-sama mempersiapkan studi lanjut S2 melalui LPDP.
“Kita latihan, ada namanya FGD. Latihan tema, bikin essay on the spot, sampai latihan wawancara. Jadi kita saling cek, saling periksa teks essay yang telah kita tulis. Alhamdulillah, 2016 saya di terima untuk studi lanjut S2 PGMI UIN Malang,” urai Machrus.
Alumni Pesantren Ilmu Qur’an (PIQ) Singosari tersebut juga menceritakan, meskipun ia menjadi Awardee 2016, namun dia harus menunggu hingga akhirnya masuk perkuliahan tahun 2018.
“Jadi dalam penantian itu, dulu ada namanya pengayaan bahasa selama 3 bulan di Yogyakarta. Baru masuk kuliah tahun 2018. Alhamdulillah, kuliahnya lancar, sempat menjadi lurah LPDP di UIN Malang. Kemudian, saya semakin tahu sistemikanya,” jelasnya.
Pria Kelahiran 15 Januari 1994 tersebut menjelaskan, saat dirinya mendapatkan amanah sebagai lurah, dirinya sering berkomunikasi dan bertemu dengan pihak Monev LPDP, alumni, dan awardee lainnya.
“Saat jadi lurah saya juga mengambil jatah konferensi di Hongkong. Alhamdulillah, lulus dengan predikat Cumlaude. Itu di masa Covid-19,” ungkapnya.
Seusai studinya rampung, Machrus yang juga kader Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Singosari itu mengabdikan diri membantu kelompok tani untuk branding, akreditasi, dan lainnya di Wonosantri.
“Saya tidak nunggu mengabdi sebagai dosen atau guru. Tapi saya bantu kelompok tani. Itu yang saya anggap sebagai tips and trik menuju pendaftaran beasiswa LPDP S3. Ada dua kunci yang harus dipahami yaitu kontribusi dan pengabdian. Karena LPDP tidak ada kuota, tapi tinggal kita layak atau tidak mendapatkan beasiswa,” jelasnya.
Co-Founder Petani Millenial Kopi Le Mar (Lembah Arjuno) tersebut juga menjelaskan kontribusi yang dimaksud contohnya yakni setelah lulus S2 harapannya lanjut studi S3, kemudian jadi dosen.
“Alhamdulillah, di tahun 2022, saya sudah mulai masuk sebagai pengajuan dosen di STAI An Nur KH Badruddin Malang. Calon kampus baru, dan rencananya saya diajukan menjadi Kaprodi PGMI di kampus tersebut. Jadi, kontribusi riil saat saya lulus S3 ya menjadi dosen atau peneliti,” terangnya.
Machrus menuturkan, pengabdian merupakan kunci utama yang harus dimiliki calon Awardee LPDP. Ia juga menjelaskan jika memang alumni S2 hendak melanjutkan studi S3, maka lebih baik mengejar LoA kampus tujuannya terlebih dahulu.
“Kalau kita sudah dapat LoA, kemudian lolos administrasi, langsung ke tes wawancara, tanpa melalui Tes Bakat Skolastik. Alhamdulillah, saya ambil S3 Manajemen Pendidikan UM dengan LoA. Setelah dinyatakan lolos administrasi saya yang langsung melangkah ke tahap wawancara,” terang Machrus.
Alumnus MA Darul Karomah Singosari tersebut juga menekankan dalam tes wawancara LPDP diupayakan jujur apa adanya, sesuai yang sudah dilakukan. Ia juga mengingatkan pentingnya melengkapi seluruh administrasi yang dibutuhkan untuk pendaftaran awal LPDP.
“Admistrasi itu penting semua, TOEFL, rekomendasi bisa dari dosen pembimbing, profesor, maupun tokoh-tokoh daerah. Kemudian jangan sungkan minta periksa essay kepada pejuang LPDP yang lain,” tandasnya.