Jakarta, NU Online
Peringatan hari lahir 1 Abad NU di Sidoarjo belum usai menuai cerita. Salah satu aksi heroik dilakukan Ahmad Zaki Febiansyah (31) dan Thaufik Hidayat. Mereka berhasil menunaikan komitmennya untuk lari maraton 100 kilometer dari Babad, Lamongan menuju Stadion Gelora Delta Sidoarjo untuk turut menjadi bagian sejarah peringatan 1 Abad NU.
Inisisasi Zaki dan Thaufik tidak lain sebagai penghormatan kepada para muassis Nahdlatul Ulama yang telah berjuang tanpa lelah. “Mungkin karena niat tersebut kita diberikan ketegaran dalam berlari meskipun diguyur hujan lebat, sempat keram, dan hampir headstrok,” kata Zaki kepada NU Online, Jumat (10/2/2023).
Kondisi tersebut dialami Zaki dan Thaufik sesampainya di daerah Menganti, perbatasan Gresik. Hadangan tidak sampai di situ, kedua kader GP Ansor Padangan, Bojonegoro itu juga mengalami drop karena kedinginan disebabkan hujan deras sedari garis start di RSNU Babad Lamongan pukul 15.30 WIB pada Senin (6/2/2023) hingga daerah Cerme.
Untuk memulihkan kondisi tersebut, ungkap Zaki, memerlukan waktu dua jam sehingga mereka harus terlebih dahulu masuk ke mobil penanganan. Beruntung Zaki mempunyai sahabat dari Surabaya yang merupakan atlet dayung dan berpengalaman menangani kondisi pelari ketika terjadi keram, dan lain-lain.
“Alhamdulillah ada tim teman saya atlet dayung. Dia dari Surabaya berangkat ke titik start, bagian messaage, jadi kita bisa tertangani secepatnya,” jelas Zaki.
Sedari awal melakukan persiapan, cuaca bakal hujan sudah diprediksikan Zaki dan Thaufik karena cuaca memperlihatkan mendung. Datang di RSNU Babad atau garis start, gerimis sudah turun hingga pada akhirnya hujan deras ketika mereka sudah mulai berlari dengan menenteng bendera merah putih dan bendera NU.
“Kurang lebih lari selama 4 jam nonstop sampai bundaran Masjid Ahmad Dahlan kita berhenti untuk shalat dan ganti sepatu karena sepatu basah kuyup. Setelah shalat tancap gas lagi meski masih gerimis,” ungkap Zaki.
Meskipun sudah berpengalaman untuk urusan lari maraton, Zaki dan Thaufik tetap menemukan titik lelah ketika tengah malam tiba. Saat dalam kondisi lelah tersebut, keram kaki dan perut juga ikut menggelayut di tubuh mereka.
“Alhamdulillah karena doa-doa dari sahabat semuanya, akhirnya lanjut lagi meski masih keram kaki kadang kambuh,” papar dia.
Titik lelah semakin memuncak ketika sampai di Surabaya. Pada akhirnya, mereka berdua berhasil mencapai Alun-Alun Kabupaten Sidoarjo pukul 11.00 WIB pada Selasa (7/2/2023). Perjuangan belum berakhir, karena mereka harus mencapai titik finish di Stadion Gelora Delta.
Seperti warga NU lainnya, Zaki dan Thaufik juga mengalami kondisi macet saat menuju Gelora Delta bersama para peserta karnaval 1 Abad NU pada Senin (7/2/2023) pukul 14.00 WIB.
“Alhamdulillah kami disambut hangat panitia. Kita seperti artis dadakan, banyak yang minta foto. Sidoarjo memang keren masayarakatnya,” ungkap Zaki.
Memaknai harlah 1 Abad NU, Zaki teringat visi Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf yaitu Merawat Jagat Membangun Peradaban. “Ini memberikan kami pemahaman tentang mandat dari para pendiri NU,” kata dia.
Sebagai bagian dari kelompok pemuda NU, Zaki mendorong generasi muda Nahdliyin untuk selalu semangat dalam berkhidmah karena para pendiri tidak pernah mengenal lelah dalam berkhidmah organisasi, bangsa, dan negara.
“Anak muda harus lebih semangat, jangan ragu berkhidmat di NU. Gencarkan semangat membara buatlah target-target positif. Ingat kepada sesepuh NU yang perjuangan dan semangatnya luar biasa,” tandasnya.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.