Di sebuah desa yang terkenal dengan wisata alamnya, yaitu Desa Dieng Banjarnegara, hari-hari ini sedang menjadi topik pembicaraan yang cukup menarik perhatian banyak orang, terlebih setelah videonya viral di media sosial sehubungan dengan penyembelihan hewan kurban yang jumlahnya sangat fantastis untuk ukuran desa.
Pada Hari Raya Iduh Adha kemaren warga Desa Dieng menyembelih 327 ekor hewan kurban yang terdiri dari 73 ekor sapi dan 254 ekor kambing yang kalau dagingnya ditimbang angkanya mencapai 25 Ton, lalu sejumlah daging itu didistribusikan saat itu juga hingga sampai ke kabupaten tetangga.
Mungkinkah daging kurban yang sangat berlimpah jumlahnya itu dapat didistribusikan dalam bentuk daging kalengan (pengalengan daging secara pabrikan) yang kemudian didistribusikan untuk mengatasi stunting?, mengingat salah satu faktor terjadinya stunting pada anak adalah kurang terpenuhinya gizi sejak masa kehamilan.
Tapi apakah daging kurban itu didistribusikan pada hari itu juga lalu penerimanya menjadikannya dendeng agar bisa dimakan untuk beberapa hari ke depan (tidak memakan sekaligus habis)? Atau penyembelihannya yang diatur tidak serentak pada Hari Raya Idul Adha tapi juga dilaksanakan pada hari tasyrik?, yang jelas Islam sangat menganjurkan agar setiap manusia makan makanan yang halal dan bergizi.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 168:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ١٦٨
Artinya:
Wahai manusia! makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah : 168)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/daging-kurban-solusi-tangani-stunting-KBB8E