Surabaya, NU Online
Delegasi Muhammad Bin Zayed University for Humanities Uni Emirat Arab (UEA), Dr Maryam al-Zaidi, mengapresiasi langkah Nahdlatul Ulama menggagas Muktamar Internasional Fiqih Peradaban ke-1.
“Konferensi ini sangat penting dan masyaallah banyak kata-kata bijak yang kita dengar dari kegiatan ini,” kata Maryam kepada NU Online, Senin (6/2/2023).
Merujuk kepada masifnya persoalan intoleransi dan koeksistensi di berbagai belahan dunia, Maryam menyampaikan bahwa forum serupa Muktamar Internasional Fiqih Peradaban sangat perlu digelar.
“Banyak masalah di seluruh dunia menyangkut toleransi, koeksistensi,” kata Maryam.
Terlebih, dirinya merupakan dosen yang mengajarkan subjek mengenai nilai-nilai toleransi dan pengimplementasiannya pada kehidupan sosial.
“Saya seorang guru dan saya mengajarkan hal-hal ini di negara kami. Saya mencoba untuk mempromosikan toleransi dan koeksistensi,” jabarnya.
Untuk itu, dia mengatakan dengan mengikuti konferensi internasional yang dihadiri oleh partisipan dengan latar belakang yang variatif senantiasa memperkaya perspektifnya mengenai harmonisasi kehidupan umat manusia.
“Tidak hanya dengan belajar, tetapi juga bertemu dengan berbagai jenis orang. Itulah cara agar kita dapat mencapai tujuan kita,” jelas Maryam.
“Berpromosi melalui konferensi ini, bertemu dengan berbagai kalangan orang, dan mendengar berbagai jenis informasi dan pengetahuan,” tuturnya.
Datang bersama rekan sejawatnya, Dr Fatmah Aldahmani, Maryam mengaku sangat antusias terbang ke Indonesia untuk mengikuti seluruh rangkaian gelaran Muktamar Fiqih Peradaban ke-1.
“Sangat menyenangkan kami datang dari UEA dari Universitas Muhammad bin Zaid for Humanities,” ujarnya.
“Apa yang dibahas di sini, merupakan topik hebat yang perlu kami bicarakan hari ini,” tambah Fatmah.
Ia juga mengungkapkan salut kepada Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam yang sukses mempertemukan para delegasi baik dari dalam maupun luar negeri guna membahas fungsi agama di tengah dinamika global.
“Ini adalah sesuatu yang sangat hebat untuk melanjutkan bertahun-tahun ini dengan kemajuan dan masalah penting yang besar ini,” ujarnya.
Besar Maryam berharap, konferensi Fiqih Peradaban bisa digelar berkelanjutan.
“Bagi saya, datang dari UEA saya pikir itu sangat penting. Pesan saya adalah lanjutkan karena saat ini kita membutuhkan toleransi dan koeksistensi dan yang kita bicarakan ini sangat penting” tutupnya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.