Fenomena Berburu Tiket Konser Coldplay, Ini Kata Psikolog

Jakarta, NU Online

Grup band asal Inggris, Coldplay dijadwalkan bakal mengadakan konser di Jakarta pada pertengahan November 2023 mendatang. Kabar konser perdana Coldplay di Indonesia itu spontan menyedot perhatian masyarakat.

Hal itu tampak dari tingginya antusiasme masyarakat Indonesia untuk “war” atau berburu tiket konser. Mereka bahkan rela menghabiskan jutaan hingga belasan juta untuk mendapatkan kursi pada gelaran konser Coldplay.

Melihat fenomena tersebut, Psikolog dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Maryam Alatas menilai ada rasa cemas berlebih ketika seseorang ketinggalan atau tidak mengikuti tren di era media sosial saat ini.

Maryam menyebut fear of missing out atau FOMO dalam fenomena “war” tiket Coldplay yaitu merupakan perasaan cemas atau rasa takut yang muncul pada seseorang karena tidak ingin ketinggalan sesuatu hal.

“Bisa jadi, yang ikut memburu tiket bisa saja tidak semuanya adalah fans Coldplay. Ada juga yang hanya ikut-ikutan, agar tidak dibilang ketinggalan zaman,” kata Maryam kepada NU Online, Rabu (24/5/2023).

Menurutnya, seseorang yang memiliki adiksi berlebihan akan media sosial cenderung lebih mudah terkena FOMO. “Karena adiksi terhadap media sosial. Penggunaan atau pemanfaatan media sosial yang kurang bijak,” papar Maryam.

FOMO, lanjut Maryam, dapat dilihat dari beberapa tanda. Mulai dari cemas hingga rendah diri. “Memiliki self-esteem yang rendah, merasa tidak puas dengan diri sendiri, stres, cemas bahkan depresi,” ungkap Kepala Unit Pelayanan dan Pengembangan Psikologi (UP3) Unusia tersebut.

Maryam menutur untuk menghindari FOMO, seseorang dapat melakukan beberapa tindakan preventif untuk mencegah FOMO. “Tentu bisa dihindari atau diatasi,” jelasnya.

Beberapa hal yang dapat untuk mengantisipasi FOMO seperti berikut:

  1. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain terutama di media sosial.
  2. Menerima diri sendiri dengan menyadari bahwa diri ini tidak perlu untuk selalu mengikuti tren.
  3. Batasi penggunaan media sosial dan menyadari bahwa koneksi dalam kehidupan nyata lebih penting daripada media sosial.

“Di media sosial, biasanya orang-orang berlomba untuk menunjukkan sisi baik, misalnya selalu mem-posting kegembiraan, seolah tak pernah merasa sedih,” tandas Maryam.

Seperti diketahui, tiket konser Coldplay menyebabkan banyak generasi muda di Indonesia rela berburu tiket. Hal ini seiring dengan viralnya konser ini di media sosial. Mereka rela merogoh kocek hingga belasan juta rupiah untuk satu tiket.

Penjualan tiket menjadi lahan basah bagi beberapa orang untuk mengerek harga setinggi-tingginya hingga timbul banyak penipuan. Bahkan, ada pasangan yang menikah dengan mahar tiket Coldplay.

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa

Editor: Fathoni Ahmad

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

https://www.nu.or.id/nasional/fenomena-berburu-tiket-konser-coldplay-ini-kata-psikolog-jspuc

Author: Zant