Semarang, NU Online Jateng
Memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-9 Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar dialog ‘Pemuda dan Perubahan’ di Masjid Baiturrahman Simpanglima, Kota Semarang pada Sabtu (28/10/2023).
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah HM Muzamil menyampaikan ucapan selamat Hari Lahir (Harlah) ke-9 KMNU Undip Semarang.
“Semoga KMNU Undip dapat memiliki spirit kerja serta khidmah yang tinggi sesuai akidah Islam Ahlussunnah wal Jamaah sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW, sahabat, serta para ulama salafussaleh.,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan global menjadikan para mahasiswa yang tergabung dalam KMNU dituntut untuk jeli membaca perubahan zaman. Tentu lanjutnya, KMNU Undip harus bisa memberikan warna yang positif di kalangan mahasiswa.
“Semoga seluruh kegiatan serta hajat besar yang sedang dan akan dikerjakan dapat memberikan manfaat untuk umat, bangsa, serta negara,” ungkapnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang H Anashom menyebut, organisasi maupun perkumpulan yang memiliki orientasi dakwah sangat penting serta dibutuhkan umat untuk melestarikan tradisi dan nilai Islam ala aswaja.
“Kita mendapat warisan dari ulama itu dua, yakni Islam ala aswaja yang harus didakwahkan serta warisan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ucapnya.
Sementara, menurut Ustadz Hanan Attaqi, modal sebuah perubahan yang positif yakni keprihatinan hidup. “Mereka yang pernah merasakan hidup susah pasti empatinya tinggi dan sangat paham dengan realitas. Ia bisa melihat realitas tidak hanya di permukaan, tapi sampai ke dalam,” terangnya.
Dirinya mencontohkan kehidupan Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan ujian bahkan semenjak masih berada dalam kandungan. Di usia yang masih belia pula, nabi harus kehilangan sosok ibunda dan pada akhirnya diasuh oleh pamannya yang paling miskin, Abu Tholib.
“Kendati demikian hal tersebut merupakan bentuk tarbiyah atau pembelajaran dari alam semesta agar tercetak generasi kuat yang bisa membawa perubahan besar dalam diri nabi,” paparnya.
Apabila dikaitkan dengan spirit NU dengan akar kata nahdlah yakni kebangkitan, Ustadz Hanan berharap agar pemuda NU selalu bisa bangkit memberikan pengaruh serta perubahan ke arah yang positif. Tentu tetap dalam koridor, arahan, serta tuntunan para guru, kiai, serta ulama.
“Orang yang terbiasa dengan fasilitas biasanya tidak punya kekuatan untuk menanggung amanah karena tidak punya quwwatul tahammul `kekuatan mengangkat beban besar`. Orang yang hidup susah lebih beruntung karena sedang dicetak Allah menjadi orang besar dan kuat,” pungkasnya.
Pengirim: Diana Putri Maulida