Gua Hira yang berada di Jabal Nur setinggi 634 meter, tepatnya di sebelah timur Kota Makkah kira-kira empat kilometer dari Masjidil Haram telah menjadi saksi perjuangan Siti Khodijah.
Ketika Rasulullah saw berkhalwat di dalam Gua Hira, Siti Khadijah bolak-balik naik turun Jabal Nur dengan melintasi batu terjal kurang lebih satu setengah jam untuk sekali perjalanan (dari bawah sampai ke gua) guna mengirim perbekalan makanan.
Betapa setianya Siti Khadijah di dalam menemani perjuangan Rasulullah saw, bagaimana tidak? Ketika itu medan ke arah sana tidak semudah saat ini, belum lagi harus menyelinap agar tidak ketahuan oleh kaum kafir Quraisy.
Memang sungguh berat kalau melihat medannya, ketika itu jalan terjal menuju ke Gua Hira masih alami, tidak seperti sekarang yang sudah tertata anak tangga secara rapi. Kendati saat ini untuk naik ke Gua Hira sudah ada anak tangga yang tertata apik, namun tidak sedikit jamaah yang enggan untuk naik sampai ke Gua Hira guna napak tilas perjuangan Siti Khadijah.
Gua Hira adalah saksi perjuangan Siti Khadijah, dan inilah yang menjadikan Siti Hadijah berhak menempati rumah berhias mutiara di surga.
Hadits nabi dari Abu Hurairah Ra berkata:
أَتَى جِبْرِيْلُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ الله هَذِهِ خَدِيْجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيْهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصب لاَ صَخَبَ فِيْهِ وَلاَ نَصْبَ
Artinya:
Jibril mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu berkata, “Ya Rasulullah, Khadijah telah datang membawa tempayan berisi kuah daging atau makanan atau minuman, jika ia tiba sampaikanlah kepadanya salam dari Rabbnya dan dariku, serta kabarkanlah kepadanya dengan sebuah rumah di surga dari mutiara yang tidak ada suara keras (hiruk pikuk) di dalamnya dan juga tidak ada keletihan. (HR Bukhari)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/gua-hira-dan-jabal-nur-jadi-saksi-perjuangan-siti-khadijah-i4URG