Jombang, NU Online Jatim
KH Abdul Qoyyum Mansur, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem, Rembang, Jawa Tengah menjelaskan 4 makna hakikat dari kematian. Pertama, mati dalam pandangan Islam, semua orang pasti akan mengalaminya.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan mauidhoh hasanah dalam peringatan Haul ke-4 KH Agus Muhammad Zaki Hadziq atau Gus Zaki di halaman Pondok Pesantren Terpadu Al-Chodidjah, Jombang, Senin (27/05/2025).
“Menurut sabda Nabi, ada orang yang meninggal itu dalam hidup yang sehat, mati dalam keadaan sehat, dalam kubur sehat, dan sampai di akhirat juga sehat,” ujarnya.
Tetapi ada juga orang yang mati dalam keadaan sakit dan tidak meminta untuk sembuh, karena orang ini melaksanakan ajaran sufistik, seperti contoh Ibrahim bin Husein (sahabat Nabi Muhammad SAW) dan Syekh Zakariya al-Anshori.
Yang kedua, Al-Qur’an bicara tentang mati, orang yang senang dengan panjang umur itu disebutkan sebagai orang Yahudi. Karena orang Yahudi sangat takut dengan yang namanya mati, bahkan berangan-angan untuk hidup sampai seribu tahun.
“Ketiga, dimanapun kita berada pasti akan didatangi kematian, meskipun kita sekalian berada di ujung-ujung gedung pencakar langit,” terangnya.
Dan yang keempat, orang itu jika umurnya tua, kondisi fisiknya dibalik oleh Allah. Dalam Al-Qu’ran disebut fase lemah dan beruban, dan respon terhadap nikmat sudah mulai berkurang hanya bisa bersyukur tapi tidak bergairah ketika waktu muda dulu.
“Maka dari itu husnul khatimah tertinggi itu berakhir meninggal dengan ilmu. Seperti kisahnya Imam Muslim, sebelum beliau meninggal malamnya masih meneliti hadits, supaya tidak ngantuk beliau mengemil kurma hingga habis satu keranjang, dan paginya beliau meninggal,” paparnya.
Pihaknya berharap, semoga Gus Zaki ini termasuk syuhada’ orang yang meninggal dalam keadaan syahid, dan husnul khatimah. “Karena orang yang meninggal dalam keadaan terkena pandemi ini dihukumi sama seperti halnya orang yang mati syahid, begitupun Gus Zaki,” pungkasnya.
https://jatim.nu.or.id/matraman/gus-qoyyum-rembang-jelaskan-4-makna-hakikat-dari-kematian-VFLnI
