Semarang, NU Online Jateng
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah terus berupaya melalukan terobosan agar dapat masuk ke dunia internasional. Salah satunya adalah dengan membuka program beasiswa kursus Bahasa Inggris untuk ustadz dan istadsah ke Kampung Inggris Pare, Kediri Jawa Timur.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin dalam pelepasan peserta beasiswa kursus Bahasa Inggris yang merupakan hasil kolaborasi dengan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima Semarang. Acara tersebut berlangsung di lantai 3, gedung PWNU Jawa Tengah pada Jumat (15/11/2024).
“Kita ada satu program untuk membuat terobosan bagaimana agar kita masuk di dalam pergaulan internasional. Betapa kita membutuhkan satu terobosan yang cerdas dan tidak mahal, yakni kursus Bahasa Inggris di Pare,” ujar Gus Rozin.
Gus Rozin mengungkapkan, mulanya kurus ini membuka kuota sebanyak 40 orang peserta. Namun, pada tahap pertama baru terpenuhi sebanyak dua puluh orang. Kendati demikian, menurutnya hal ini tidak menjadi halangan bagi PWNU Jawa Tengah untuk menghandle peserta dengan jumlah terbatas tersebut.
“Tahap pertama ini baru terpenuhi 20, tetapi itu bukan suatu halangan bagi kita bahkan harus kita syukuri bahwa mengevaluasi 20 orang tentu lebih ringan daripada mengevaluasi 40,” ucap Ketua Majelis Masyayikh itu.
Dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang ini, menurut Gus Rozin merupakan sebuah permulaan bagus yang perlu diusung dan ditegaskan bersama-sama.
Lebih dari itu, menurut Gus Rozin, kursus Bahasa Inggris ini merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi para peserta sebab tidak dihadirkan setiap saat. Apalagi mengingat jumlah guru Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU dan ustadz di Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU se-Jawa Tengah sangat banyak.
“Saya pesan kepada para peserta, bahwa ini adalah kesempatan yang opportunity dan tidak datang setiap saat. Bahkan ini peserta tidak ada lima persen dari jumlah guru dan ustadz,” katanya.
Di samping itu, Gus Rozin mengungkap level kebijakan dalam konteks kehadiran negara untuk pesantren cenderung bertolak belakang. Baginya, melaksanakan program beasiswa kursus Bahasa Inggris dapat mendorong kebijakan untuk mempersiapkan kualitas guru atau ustadz secara berkala.
“Saya kira dalam posisi hari ini dapat mendorong kebijakan, sedangkan di bawah itu bisa membuat persiapan-persiapan seperti saat ini mempersiapkan kualitas guru-guru secara berkala,” katanya.
Gus Rozin juga menyebut, program ini pasti terdapat ketidaksempurnaan, apalagi dilaksanakan pertama kali oleh PWNU Jawa Tengah. Kendati demikian, ia mengajak kepada para pengurus untuk bersama-sama menyempurnakan program beasiswa kursus Bahasa Inggris.
“Namanya program permulaan pasti ada bolong-bolong, sesempurna apapun satu program di tahap pertama pasti ada bolong-bolongnya. Maka, harapan saya yang bolong-bolong ini kita tambal bersama dan menjadi alasan kita untuk menyalahkan siapapun,” tuturnya.
Pembukaan program English Scholarship 2024 tersebut diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Syubanul Wathon. Kemudian dilanjutkan laporan pelaksanaan program oleh H Najahan Musyafak, koordinator program Nasima Education Scholarship. Selanjutnya, H Abdul Ghaffar Rozin menyampaikan sambutan sekaligus membuka program dan doa penutup dipimpin oleh Ketua RMI PWNU Jawa Tengah, KH Fadhlullah Turmudzi.