Pacitan, NU Online Jatim
Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut menyampaikan akan memprioritaskan Program Kemandirian Pesantren agar memiliki sumber daya ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Hal itu sebagaimana amanat yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
“Tetapi, pesantren tidak hanya perlu diberikan UU, tetapi juga bagaimana agar UU itu dieksekusi dan bisa bermanfaat bagi pesantren,” kata Gus Yaqut saat acara bimbingan teknis program Kemandirian Pesantren Gelombang III di Cikarang, Bekasi, Kamis (18/05/2023).
Menurutnya, penguatan ekonomi sangat penting dilakukan di pesantren. Ia mengaku tahu persis bagaimana pesantren berupaya sekuat tenaga menghadapi tantangan yang tidak sederhana, terlebih dalam hal tata kelola ekonomi.
“Kondisi seperti ini harus mendapat perhatian serius. Saya selaku Menag merasa berkewajiban untuk mengangkat, kalau bukan harkat martabat ekonomi pesantren, minimal meringankan bebannya,” ujarnya.
Meskipun begitu, ia tetap meminta keluasan hati para calon penerima jika bantuan yang diberikan dianggap tidak terlalu besar. Menurutnya, bantuan ini diberikan bukan semata-mata soal jumlah, akan tetapi juga terkait iktikad baik Kemenag terhadap pesantren.
“Seiring berjalannya waktu, jika program yang kita dorong ini berhasil, maka kita yakin, pemerintah akan terus meningkatkan anggaran untuk pesantren,” jelas Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor itu.
Di sisi lain, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Waryono Abdul Ghofur menerangkan, Bimtek Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren akan digelar dalam lima gelombang. Sedangkan total calon penerima sebanyak 1.500 pondok pesantren dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
“Kegiatan ini menjadi momentum yang tepat untuk menjalin sinergi dari sisi ekonomi dan meningkatkan kapasitas bisnis dan mindset entrepreneurship di pesantren,” terang Waryono.
Dirinya juga memastikan bahwa bantuan ini akan disalurkan Kemenag tanpa adanya potongan sedikit pun. Waryono pun meminta bila ada pihak-pihak yang mengaku berjasa dan meminta imbalan hendaknya tidak diladeni.
“Jadi jika ada orang yang merasa menjadi wasilah (perantara) dan berjasa atas pesantren yang diundang malam hari ini, kemudian meminta persentase (imbalan), maka langsung talak ba’in, artinya jangan diladeni,” tegasnya.
https://jatim.nu.or.id/matraman/gus-yaqut-program-kemandirian-pesantren-jadi-prioritas-7EmgA