Bawean, NU Online Jatim
Pulau Bawean khususnya Kecamatan Tambak dan Sangkapura menjadi wilayah yang terdampak cukup parah akibat adanya gempa berkekuatan hingga M 5,9 dan M 6,5 yang terjadi pada Jumat (22/3/2024). Bencana alam inimenjadi salah satu dari empat peristiwa gempa terkuat di Pulau Jawa, dengan banyak gempa susulan yang menyebabkan kerusakan signifikan.
Berdasarkan asesmen relawan Gusdurian, 33.745 jiwa dari dua kecamatan tersebut mengungsi. Di Kecamatan Tambak, sebanyak 387 rumah rusak berat, sedangkan 906 rumah rusak sedang dan 1.354 rumah rusak ringan. Sementara ada 25 Masjid, 70 mushalla terdampak, 56 sekolah dan 12 kantor layanan publik terdampak gempa.
Koordinator Gusdurian Peduli, Aak Abdullah Alkudus melaporkan puluhan ribu Warga Bawean, memilih mengungsi di tenda-tenda darurat yang terbuat dari terpal seadanya.
“Warga terkonsentrasi di beberapa titik lokasi pengungsian di kecamatan Tambak dengan fasilitas pengungsian seadanya, ditambah lagi air sumur keruh dan berwarna kecoklatan,” ujar Gus Aak melalui keterangan tertulis diterima NU Online, Senin (25/3/2024).
Dari data yang dihimpun Gusdurian Peduli, para pengungsi di Kecamatan Tambak terdiri dari 6.203 anak-anak, 8.563 dewasa dan 2.508 pengungsi lansia. Sejumlah pihak pada Sabtu (23/4/2024) malam menggelar rapat koordinasi penangan bencana gempa di Pulau Bawean bersama Gusdurian Peduli.
Di antaranya PP LPBI NU, PP LAZISNU, PCNU Bawean, Anshor Bawean, Karina keuskupan Surabaya, Gusdurian Gresik, Gusdurian Tuban dan PSMB UPN Veteran Yogyakarta. Hasilnya, disepakati gerakan bersama, yang diawali hari ahad ini, Gusdurian Peduli dan PCNU Bawean melakukan rekrutmen relawan lokal.
“Senin ini sudah akan dilakukan pelatihan relawan untuk melakukan kaji cepat atau asesmen terhadap kebutuhan penanganan bencana di lokasi gempa,” tuturnya.
Sejumlah lokasi pengungsian, juga belum memiliki fasilitas memadai. Misalnya di Desa Dagangan yang tidak miliki tenda dan toilet memadai, termasuk dapur umum. Karena itu, lanjut Gus A’ak Tim tanggap bencana di lokasi gempa saat ini memprioritaskan penanganan kebutuhan dasar untuk pengungsi.
“Kebutuhan itu di antaranya dapur umum, sembako, tenda, selimut, tikar/matras, obat-obatan, air minum, lampu untuk tenda, Gas LPG dan sarung,” katanya merinci.
Aak mengatakan, secara teknis sebagai pulau kecil, Bawean memiliki tingkat kesulitan tersendiri bagi tim tanggap bencana untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. Jalur yang menantang membuat kendaraan pengangkut bantuan tak bisa bergerak cepat.
“Karena itu, relawan lokal berperan besar membantu penyaluran bantuan, sehingga respon akan lebih cepat dan efektif,” lanjutnya.
Inaya Wahid mengajak kepedulian semua pihak, melakukan penanganan serius terhadap gempa Pulau Bawean mengingat dampak yang begitu besar.
“Sebagai bagian dari masyarakat, kita harus bahu-membahu sebab ini membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit,” serunya.
Bagi masyarakat yang akan menyalurkan donasi bencana gempa Bawean, bisa melalui rekening BCA 8610603999 an. Yayasan Jaringan Gusdurian Peduli. Konfirmasi bantuan melalui kontak 0822-5900-6523 atas nama Ridho.
NU Online Super App bekerja sama dengan NU Care-LAZISNU PBNU mengharap uluran tangan Anda semua untuk berdonasi bagi korban bencana di Indonesia, termasuk gempa di Tuban dan Bawean. Caranya mudah, buka aplikasi NU Online Super App, lalu klik banner “Yuk, Bantu Korban Bencana”.
https://jatim.nu.or.id/metropolis/gusdurian-peduli-turun-tangan-atasi-dampak-gempa-di-bawean-ZRkeZ