Sumenep, NU Online Jatim
Al-Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba’abud menyatakan shalawat nabi memiliki keistimewaan, mendatangkan keajaiban, menumbuhkan hidayah, dan memberikan semangat bagi pembacanya dalam melakukan kewajiban dan meninggalkan keburukan. Penceramah asal Probolinggo ini menyebutkan 5 manfaat shalawat nabi.
“Pertama, shalawat penyebab orang bahagia secara dhahir dan batin. Perbanyak membaca shalawat, minimal dilazimkan selama 1 bulan,” pintanya saat mengisi ceramah dalam rangka Milad ke-11 Nahjul Musthofa dan Hari Lahir (Harlah) ke-9 Ikatan Pemudan Sarkoju’ (IPS) yang ditayangkan di kanal youtube Nahjul Musthofa yang diakses oleh NU Online Jatim, Kamis (25/01/2024).
Menurutnya, sebagian orang meremehkan shalawat yang dibaca ringan, namun shalawat yang pendek itu akan menjadi penunggu atau akan menjadi bibit cinta di dalam hati. Ia mengingatkan, di dalam diri manusia tidak hanya ada bibit kejelekan dan keburukan, tetapi ada pula bibit cinta. Jadi, shalawat adalah cairan pupuk yang paling ampuh agar cinta di dalam hati ini tumbuh kepada Rasulullah.
“Walaupun aku tidak bisa menirukan sifat nabi dengan sempurna, tetapi lantunan shalawat Simtudduror aku jadikan obat perindu agar masyarakat sedikit demi sedikit terobati atas kerinduannya kepada Rasulullah. Dengan shalawat, maka orang akan meneladani nabi dan mengikuti syariatnya,” sitir dawuh Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.
Yang ketiga, lanjutnya, shalawat menjadi penyebab seseorang akan beruntung. Dijelaskan, shalawat tidak wajib, tapi memiliki keistimewaan yang berpengaruh kepada pembaca serta mengarahkan pembaca untuk mengerjakan hal-hal yang diwajibkan Allah.
“Keempat, shalawat menyebabkan keselamatan seseorang di dunia dan akhirat. Kelima adalah shalawat nabi menjadi penyebab terkuat diampuni dosa seseorang,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Ribath At-Taqwa Krenjengan, Kraksan, Probolinggo ini kepada jamaah yang berkumpul di lapangan Murmader Prenduan, Pragaan, Sumenep.
Penceramah kelahiran Turen Malang ini menerangkan, ulama berpendapat bahwa shalawat lebih afdhal daripada istighfar. Berkat membaca shalawat, Allah SWT akan memberikan ampunan kepada pembaca.
“Istighfar adalah meminta ampunan kepada Allah. Namun cara istighfar kita perlu diistighfari, karena istighfar kita belum sempurna. Berbeda dengan shalawat nabi, di mana Allah akan memberikan istighfar kepada kita, karena shalawat itu adalah hadiah spektakuler yang diberikan kepada Rasulullah,” sitir pernyataan Rabiah Al-Adawiyyah.
Shalawat adalah hadiah yang spektakuler, hadiah besar bagi umat Nabi Muhammad SAW. Jika dibaca dalam keadaan apapun, Allah akan menerimanya. Oleh karenanya, para masyayikh di sini mengawali dakwahnya dengan memupuk iman kawula muda dengan majelis shalawat.
“Akhir-akhir ini sebagian orang mengatakan bershalawat sambil berjoget kurang sopan. Namun hal itu tidak bahas oleh kiai, karena bisa jadi orang itu akan berubah menjadi lebih baik. Jika yang datang ke majelis ini hanya mengambil joget dan musiknya saja, maka ia cukup terhibur dengan nyanyiannya. Dia tidak bisa dekat bersama Rasulullah,” terangnya.
Dengan demikian, ia menegaskan seseorang dekat dengan nabi bila mana ia masuk ke alam yang tidak ada kecuali hanya dia dengan nabi yang bisa merasakannya, sehingga seluruh kesehariannya akan menjadi bahagia.
“Inilah keistimewaan shalawat. Ingat, shalawat bisa dibaca dalam keadaan apapun, tentunya pasti diterima oleh Allah SWT, karena shalawat itu hadiah,” tandasnya.
https://jatim.nu.or.id/madura/habib-abdul-qodir-ba-abud-sebut-5-manfaat-shalawat-nabi-TIcPe