Bandung, NU Online Jabar
Rais ‘Aam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya menuturkan bahwasanya orang yang sudah wafat masih bisa melakukan aktivitasnya di dalam kubur.
Habib Luthfi menjelaskan, ahli kubur akan melakukan aktivitas yang sering dilakukannya semasa hidup di dunia.
“Jangan dikira tidak. Yang ahli qiyamullail masih qiyamulail, yang ahli shalawat kepada nabi masih mendawamkan shalawat nabi, yang ahli dzikir sama,” terang Habib Luthfi saat mengisi tausiah di acara Haul ke-51 Almaghfurlah KH Tubagus Muhammad Falak Abbas (Mama Falak) di Pondok Pesantren Al-Falak Pagentongan, Loji, Bogor Barat, Kota Bogor pada Sabtu (07/01) malam dikutip Jatman.
“Lho apa ndak putus? tidak. Mengapa demikian? Tajdidul amal fi hayatihim, memperbaharui amal kehidupan beliau di dunia, di perbaharui terus. Dengan demikian masih mendapatkan pahala. karena memperbaharui amaliahnya didunia,” jelasnya.
“Yang ahli silaturahim masih keliling, apalagi ahli daroq, diberi wewenang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kalo dipanggil masih keluar dari kuburnya untuk menolong mukmin muslim. itu ada haditsnya,” ungkapnya.
Ketua Forum Sufi Dunia kemudian menyampaikan bahwa sebaiknya kita menjaga adab saat berziarah. Hal ini karena, mereka yang kita ziarahi bisa tahu maksud dan tujuan kita datang berziarah ke tempatnya.
“Inkisyafnya beliau (orang alim) pada waktu hidup dengan inkisyafnya setelah mati tiga kali lipat para beliau, jadi lebih tajam lebih awas lagi dibanding masa hidupnya yang didalam barzah. Makanya, disebutkan dalam kitab Jami’ Karomatul Auliya sebaiknya orang ziarah kubur adalah menata adabnya dahulu,” terang Habib Luthfi.
Ia menilai, banyak orang ziarah kepada para auliya tidak hasil maksudnya. “Apa sebabnya? Min suuil adab, adabnya tidak terjaga. Tetapi, banyak orang yang pas-pasan tapi ketika berziarah kepada para auliya dia akhlaknya bagus, adabnya bagus. Orang tersebut justru cepat diijabah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” tuturnya.
Pewarta: Agung Gumelar