Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Lumajang Abdul Majid Ridwan, mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan seiring cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.
Menurutnya, perubahan cuaca yang ekstrem merupakan dampak adanya perubahan iklim yang terus berlangsung hingga saat ini.
“Climate Change sebenarnya sudah terjadi dalam bahkan sampai saat ini dan berdampak perubahan cuaca yang sangat ekstrem tidak menentu. Sehingga, masyarakat hendaklah waspada bahkan bisa terjadi bencana alam,” terang Ridwan kepada NU Online, Senin (19/9/2022).
Cuaca ekstrem, lanjut Ridwan, berpotensi menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi atau bencana yang dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim.
Untuk itu, ia mendorong masyarakat memiliki dasar pengetahuan untuk melakukan tindakan preventif dan mengetahui langkah apabila bencana akibat cuaca ekstrem terjadi.
Adapun langkah mitigasi yang harus dilakukan yakni, pertama, menggunakan early warning system atau sistem peringatan dini di wilayah rawan bencana.
“Paling Utama Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini ketika terjadi bencana alam,” jabarnya.
Selain EWS, lanjut dia, masyarakat juga bisa menggunakan cara efektif lain yakni menggunakan EWS tradisional seperti lonceng, gong, klentengan dan bedug.
“EWS tradisional yang dipasang di tempat ibadah seperti masjid, mushala, gereja, vihara, bahkan gardu ronda atau bisa juga per rumah di beri EWS kentongan dalam pengurangan resiko bencana,” ungkapnya.
Terpisah, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto, menghimbau agar tetap tenang dan memonitor cuaca ekstrem dari berbagai media, termasuk BMKG.
“Masyarakat juga agar mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing. Misalnya, saya tinggal di perumahan yang dulunya wilayah cekungan, sehingga ketika hujan berpotensi banjir, kita bisa mengatasinya.” katanya.
BMKG prediksi cuaca ektrem di 20 wilayah Indonesia
BMKG memberi peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. Potensi ini diperkirakan akan terjadi Selasa (20/9/2022).
Melansir meteo.bmkg.go.id, cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang terjadi seiring adanya pengaruh dari sirkulasi siklonik yang membentuk daerah konfluensi di Maluku dan Papua Barat.
BMKG menyebut sedikitnya terdapat 25 wilayah Indonesia yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang pada 20 September 2022.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.