Temanggung, NU Online Jateng
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kedu, Kabupaten Temanggung menggelar pelantikan massal Pengurus Ranting NU se-Kecamatan Kedu berlangsung di lapangan Desa Bandunggede, Sabtu (19/8/2023).
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng HM Muzamil menyampaikan perlunya para pengurus dan warga NU melakukan musyawarah guna mengatasi berbagai masalah dan persoalan yang dihadapi.
“Sejak awal Hadratus Syekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari selalu bermusyawarah. Juga melakukan konsultasi kepada aulia sebelum mengambil keputusan,”, ujarnya di hadapan pengurus baru NU yang baru dilantik.
Menurutnya, sebelum pimpinan mengambil keputusan, pengurus boleh saja berbeda pendapat dan itulah dinamika organisasi. “Namun setelah keputusan diambil maka semua harus mentaati hasil musyawarah,” ucapnya.
Selain itu lanjutnya, perbedaan tidak boleh dijadikan alasan untuk bermusuhan, bertengkar sampai kemudian mengambil keputusan tidak aktif dari kepengurusan. “Beda pendapat boleh asal didasarkan ilmu dan adab, namun setelah pimpinan mengambil keputusan, semuanya harus taat,” tegasnya.
Dirinya meminta kepada Nahdliyin untuk mentaati ulama atas dasar cinta atau hubb. “Caranya cinta ulama adalah mengikuti jalan hidupnya, karena ulama adalah pewaris para Nabi. Yang diwarisi adalah ilmunya, ibadahnya, semangat juangnya, akhlaknya, dan kasih sayangnya kepada ummat,” ungkapnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Temanggung KH Muhammad Furqon saat melantik 1.000 Pengurus Ranting dan Anak Ranting NU se-Kecamatan Kedu berharap agar momentum pelantikan dijadikan tonggak NU di tingkat basis bergerak dan bergerak berbaur dengan umat dan benar-benar bermanfaat untuk masyarakat.
“Menjunjung tinggi agama Islam di bawah pimpinan ulama, senantiasa menjadikan khitah NU sebagai landasan berpikir, bersikap dan bertindak dalam kapasitas sebagai pribadi maupun sungguh-sungguh,” pesan Kiai Furqon.
Selain itu sambungnya, berlakunya syariat Islam di dalam wadah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta berkhidmah untuk kemaslahatan umat, bangsa dan Negara.
Disampaikan, Pengurus NU harus al-shidqu, bisa dipercaya. Kedua, al-amanah. Amanat ini jangan sampai menjadi beban. Jangan cari waktu luang, namun ciptakan waktu luang untuk NU.
“Pastikan kerja kita adalah kerja bersama, tim work yang kuat. Ketiga, Al-adalah. Keempat al-istiqamah. Istiqamah bisa menarik kemuliaan,” katanya.
Pihaknya meminta agar kegiatan pelantikan massal bisa dilakukan oleh MWCNU lainnya. Selain hemat, praktis, dan ekonomis juga semarak. “Kedu merupakan awal yang baik, karena Kecamatan Kedu merupakan kecamatan tertua di Temanggung,” pungkasnya.
Pengirim: Insan Al-Huda