Ponorogo, NU Online Jatim
Halaqah Fiqih Peradaban digelar di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak, Ponorogo, Sabtu (12/11/2022). Dalam kesempatan ini, komitmen merawat karya ulama menjadi perhatian untuk selalu dijaga bersama-sama.
KH Abdul Sami’ Hasyim Pengasuh Pondok Darul Huda Mayak mengungkapkan rasa terima kasih atas terselenggaranya Halaqah Nasional Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.
Ia menuturkan bahwa pesantren merupakan bagian tak terpisahkan dari proses perjalanan bangsa. Keberadaan pesantren Salafiyah Ahlussunnah wal Jamaah konsisten mengkaji kitab kuning. Hal itu merupakan bagian dari merawat peninggalan karya-karya monumental para ulama.
“Kitab-kitab seperti ihya’ ulumuddin masih dikaji, shohih bukhari, kitab fiqih seperti fathul qorib, fathul muin, kitab-kitab nahwu sharaf, dan sebagainya. Itulah bagian dari sumbangsih pesantren yang tetap terus mengkajinya,” kata Gus Sami’.
Ia berharap, meski perubahan zaman serta perkembangan teknologi dan keilmuan begitu cepat, Nahdliyin tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran kitab-kitab kuning yang menjadi peninggalan dan warisan kalangan pondok pesantren.
“Semoga membawa barakah dan halaqah ini bagian dari upaya merespons kemajuan zaman yang tidak meninggalkan kitab-kitab turats, kitab-kitab al-Mu’tabaroh sebagai salah satu sumbangsih kita bagi NU, bangsa, bahkan dunia,” ujarnya.
Sementara itu, KH Fatchul Azis selaku Ketua PCNU Ponorogo menyampaikan, halaqah kali ini merupakan bagian dari program PBNU yang digelar kurang lebih satu semester hingga bulan Januari 2023 mendatang.
“Pikiran-pikiran para kiai dan santri dari halaqah ini sangat penting, proses dan dinamika yang ada serta penggalian-penggalian pemikiran ini akan diangkat di dalam halaqah internasional dengan mengangkat tema yang sama,” kata Kiai Aziz.
Ia menambahkan, sangat penting menggali pikiran-pikiran para kiai dan ulama untuk nantinya akan dibawa pada level internasional.
“Mudah-mudahan ini betul-betul akan memiliki kontribusi yang tidak kecil untuk membangun peradaban dunia,” pungkasnya.