Istighfar, Solusi atas Aneka Persoalan Hidup yang Pelik

Berikut ini adalah sekelumit cerita akan kedahsyatan istighfar. Bahwa mengaku diri telah melakukan aneka dosa dan memohon ampun atas kesalahan yang ada sebagai solusi atas beragam masalah hidup. Cerita berikut juga penting menjadi refleksi bahwa istighfar mampu menjadi jalan atas sejumlah hal yang tengah dihadapi. Selalu ada solusi atas beragam tantangan hidup, salah satunya adalah dengan memperbanyak istighfar.

 

Dalam sebuah kesempatan sebagaimana disampaikan Al Hasan. Datanglah sesorang yang mengadu lantaran merasa dirinya fakir dan miskin. Dalam pandangannya, saat ini kondisi ekonominya demikian terpuruk. Kebutuhan keluarga yang ia tanggung tak dapat dicukupi dengan baik. 

Di kesempatan berbeda, juga ada seorang yang mengadu kepadanya untuk meminta solusi terhadap masalah yang dihadapi. Dalam mengaduannya dijelaskan bahwa apa yang dialami selama ini sudah demikian berat dan kemungkinan tidak mampu lagi menanggung beban yang ada. Hidup demikian berat.

Pada saat yang tidak terlalu lama, ada juga yang mengadu. Kali ini pasangan yang telah demikian lama mendambakan buah hati. Namun meski berbagai cara dilakukan, hasilnya masih tidak ada. Mendatangi Al Hasan adalah merupakan ikhtiar, siapa tahu akan ada solusi dari harapan yang demikian diimpikan tersebut.

Al Hasan juga didatangi seorang petani. Ia begitu gamang terhadap bumi yang ditanami. Bagaimana tidak, setelah sekian tahun mengolah tanah, tak sekali pun ia menuai hasil yang melimpah. Malah yang terjadi adalah kerusakan tanaman akibat kekeringan dan tanah yang tandus. 

Apa yang disampaikan Al Hasan kepada sejumlah tamunya yang datang dengan aneka problematika hidup tersebut? Semua itu dijawab oleh Al Hasan hanya dengan satu kalimat, اِسْتَغْفِرِ اللهَ atau bacalah istighfar, mintalah ampunan kepada Allah.

Awalnya, sejumlah tamu tersebut mengiyakan. Akan tetapi ketika setiap orang yang datang dengan beragam masalah hidup tapi ternyata solusi yang diberikan Al Hasan sama, maka ada yang menyampaikan protes. Menurutnya, sama seperti sakit bahwa tidak semua obat cocok untuk beragam keluhan kesehatan pasien. 

Maka Rabi’ bin Shahib pun memberanikan diri untuk bertanya: “Wahai Al Hasan, banyak orang yang mendatangimu dengan mengadukan berbagai hal dan meminta (pertolongan) bermacam-macam kepadamu. Tapi mengapa hanya istighfar yang kau jadikan sebagai solusi jalan keluar?” 

Al Hasan pun terdiam, kemudian ia hanya membacakan beberapa ayat dari surat Nuh sebagai berikut: 

 فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَّيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12) مَا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ اللهَ وَقَارًا (13)

 

Artinya: Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan yang lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” 

  

Dengan demikian, istighfar atau mengaku bahwa diri sarat dengan kesalahan dan dosa, serta berupaya untuk tidak mengulangi kesalahan serupa di kemudian hari sebagai solusi. Pengakuan dosa dan diri sebagai hamba yang lemah akan membuat beragam masalah hidup bisa terurai.


https://jatim.nu.or.id/rehat/istighfar-solusi-atas-aneka-persoalan-hidup-yang-pelik-RVKyy

Author: Zant