Kalau engkau melakukan maksiat jangan kau ceritakan laku maksiatmu kepada orang lain, Mengapa?, bukankah dengan menceritakan laku maksiat kepada orang lain berarti orang jujur?, bukankah kalau menyembunyikan laku maksiat itu sama halnya orang jahat bertopeng kealiman? (bergaya alim).
Bukan begitu cara pandangnya, Mengapa? Karena sesungguhnya apabila seseorang menceritakan laku maksiatnya kepada orang lain sama halnya ia telah menutup pintu ampunan Allah.
Maka, sekali lagi jangan ceritakan laku maksiatmu kepada orang lain, tapi ceritakanlah laku maksiatmu kepada Allah SWT lalu mohonkan ampun seraya bertaubat untuk tidak mengulangi.
Hadits nabi:
عَنِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ ، وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا ، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ » .
Artinya :
Dari Abu Hurairah dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Semua umatku dima’afkan kecuali orang-orang yang melakukan dosa dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan dosa dengan terang-terangan adalah seseorang melakukan suatu dosa di waktu malam hari, kemudian ketika pagi dia berkata (kepada orang lain), ‘Hai Fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu!’, padahal di waktu malam Rabbnya telah menutupinya (yaitu tidak ada orang yang mengetahuinya), namun di waktu pagi dia membongkar tirai Allah terhadapnya (yaitu menyampaikan kepada orang lain)”. (HR Bukhari dan Muslim)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/jangan-kau-ceritakan-maksiatmu-ke-orang-lain-VFYj9