Ada orang-orang yang gampang tersulut emosinya lalu meluapkan kekesalannya malalui status Whats App (WA) (media sosial/medsos) yang terkadang tidak mereka sadari kalau status yang diunggah itu menyinggung perasaan orang lain yang notabene tidak ada hubungannya dengan luapan emosi yang diunggah melalui status di WA.
Ada orang yang dengan kesadarannya mengunggah status di media sosial tentang aibnya sendiri, tentang kegalauannya, tentang masalah yang ada pada dirinya, dikiranya kalau sudah dilupakan melalui status masalahnya sudah selesai lalu bebannya telah berkurang, padahal tidak seperti itu kenyataannya.
Mengapa kegalauan diumbar di media sosial sehingga orang lain ikut melihat, menikmati atau membencinya?. Mengapa sesuatu (apalagi aib) yang seharusnya dututupi agar orang lain tidak mengetahuinya justru dibuka dan diumbar sebagai konsumsi publik?, bukankah manusia dianjurka untuk berdoa agar keburukannya disembunyikan darinya sebagaimana doa berikut:
اللَّهُمَّ استُر عَوْرَاتي ، وآمِنْ رَوْعَاتي ، اللَّهمَّ احفظني من بَينِ يَدَيَّ ومِن خَلْفي ، وَعن يَميني ، وعن شِمالي ، ومِن فَوقي، وأعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحتي
Artinya:
Ya Allah tutupi auratku (aib-aibku), tenangkanlah aku dari rasa takutku. Ya Allah jagalah aku dari arah depan dan belakangku, arah kanan dan kiriku, serta dari arah atasku, dan aku berlindung dengan kebesaran-Mu agar aku tidak dihancurkan dari arah bawahku.
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/jangan-umbar-aibmu-melalui-status-di-medsos-dLQSL