Trenggalek, NU Online Jatim
Pekan ini, Gerakan Pemuda (GP) Ansor telah genap berusia 89 tahun dengan merayakan penuh khidmat di tengah Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Durenan, Kabupaten Trenggalek, Mohammad Nurul Izza mengatakan, kader Ansor harus peka dengan kondisi di daerahnya masing-masing.
Mengambil tema bertajuk ‘Digdaya Ansor, Digdaya Indonesia’ banyak harapan agar tidak hanya berkutat soal keagamaan saja, tetapi harus peka terhadap realitas sosial yang ada di masyarakat. Pasalnya, saat ini di zaman yang sudah semakin berkembang pesat, kemampuan kader harus bisa mengimbangi dan beradaptasi.
“Isu di daerah menjadi keharusan bagi setiap kader Ansor untuk peka terhadap isu tersebut. Dengan harapan, dapat terjadinya stabilitas sosial, stabilitas politik dan keamanan di tengah-tengah masyarakat,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis (27/04/2023).
Kang Izza sapaan akrabnya mengaku, momentum Hari Lahir (Harlah) GP Ansor yang bertepatan dengan momen awal Syawwal atau lebaran hari raya, identik dengan momentum kemenangan. Baginya, momentum kemenangan atas setiap pribadi kader Ansor dimanapun berada.
Ia menambahkan, setelah satu bulan penuh melaksanakan ibadah puasa yang di dalamnya juga telah dibarengi dengan peningkatan ibadah-ibadah yang sifatnya vertikal, maupun ibadah sosial dengan banyak beragam kegiatan yang positif.
“Mudah-mudahan selama bulan Ramadhan kemarin itu dapat melatih diri menjadi pribadi sekaligus kader yang lebih baik lagi. Sekaligus di momentum Harlah ini menjadi wadah kita bermuhasabah atas kontribusi kita selama tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.
Perihal tema yang dipilih tahun ini, alumni Magister Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN Satu) Tulungagung ini menilai, kedigdayaan Ansor dan kedigdayaan Indonesia ini bisa dimaknai bahwa Ansor itu menjadi bagian terpenting dari Indonesia.
Kedigdayaan Ansor tidak akan menyaingi Indonesia, tetapi kedigdayaan Ansor adalah sebuah keharusan. Supaya kader-kader Ansor ke depan bisa memberikan kontribusi yang lebih banyak untuk kedigdayaan Indonesia.
“Bagi saya adalah sebuah penegasan posisi dan peran Ansor. Sampai kapanpun akan teguh terhadap Pancasila, Undang-undang, hingga kebhinekaan. Sampai kapanpun GP Ansor akan terus selalu setia mencintai Indonesia,” paparnya.
Kang Izza melanjutkan, konteks gerakan di daerah, usia GP Ansor yang sudah tidak lagi muda. Gerakan kepemudaan ini mempunyai tugas dan mengemban peran menjaga aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah. Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dengan tetap melestarikan tradisi-tradisi Amaliyah NU.
“Sebagaimana amaliyah yang telah diajarkan oleh para guru-guru kita,” tandasnya.
https://jatim.nu.or.id/matraman/kader-gp-ansor-harus-peka-dengan-realitas-sosial-di-masyarakat-44sm3